OPINI : Sabar Dalam Menghadapi Covid-19 , Sebagai Ujian Dari Allah Swt

656

SULSELBERITA.COM - Al-Qur’an yang terdiri dari 6.236 ayat (meskipun dalam hal ini terjadi pertentangan di kalangan ulama) dan 114 surah, menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, Yaitu mengenai ke-Esa-an Allah, manusia, ayat-ayat alam semesta dan fenomenanya, dan lain sebagainya.
Dan fenomena saat ini yang telah melanda kita semua, ialah sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa saat ini kita di gemparkan dengan sebuah wabah yang sangat luar biasa, meskipun wujud dari penyakit ini sangat kecil, bahkan tidak bisa kita lihat secara kasat mata. Akan tetapi, wabah ini kemudian membuat seluruh negara atau seluruh belahan dunia ketakutan dalam menghadapinya, justru karena wujudnya yang kecil tersebut.
Lalu kemudian mengenai hal ini, sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa. dan kemudian percaya akan kebenaran yang ada di dalam Al-Qur'an, sepatutnya kita sadari bahwa wabah penyakit ini, merupakan salah satu dari sekian banyak ujian yang di berikan oleh Allah swt. kepada kita, orang-orang yang mengaku beriman kepada-Nya, sebagai konsekuensi dari pernyataan Negasi dan Afirmasi yang telah kita katakan dalam kalimat syahadat. Sebagaimana disebutkan dalam firma-Nya Qs. Al-Ankabut (29) : 2-3 :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ، فَلَيَعْلَمَنَّ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ .
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta!"

Dari ayat ini, secara teks dapat kita sadari dan pahami bahwa setelah kita mengaku beriman kepada Allah swt. maka kita pasti akan menerima ujian dari-Nya, muncullah pertanyaan kemudian, kenapa Allah swt. menguji hamba-Nya? karena Allah swt. ingin mengetahui kebenaran dari perksaksian seorang hamba, apakah memang itu benar-benar bersumber dari kemantapan hatinya atau hanya sekedar ikut-ikutan yang tidak tahu arah dan tujuannya. karena kemudian telah diberitakan dalam Qs.Al-baqarah bahwa Allah SWT berfirman:
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَبِا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ ۘ
"Dan di antara manusia ada yang berkata, Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman".(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 8)
Nah ayat inilah yang menjadi jawaban atas pertanyaan tadi di atas. Dan di ayat lain Qs.Al-Anbiya' ayat 35 Allah swt. mengatakan bahwa Dia akan menguji hambanya dengan kebaikan dan keburukan sebagai ujian, dan kepada-Nyalah kita kembali. Dari ayat ini, dapat kita simpulkan bahwa wabah ini merupakan ujian yang diberikan Allah swt. dalam bentuk keburukan atau sesuatu hal yang tidak kita sukai dan senangi. Lalu bagaimana kita sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah swt. menghadapi ujian ini? atau bagaimana Al-Qur'an memberikan kita solusi dalam menghadapi ujian yang di berikan Allah swt?. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa dalam menghadapi setiap ujian yang menimpa kita sebagai orang yang beriman, sebagaimana di sebutkan dalam Qs.Al-Baqarah(2) ayat 153 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sungguh Allah bagi orang-orang yang sabar"
Dalam tafsir Ibnu Katsir, di katakan bahwa disini Allah menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana kemudian bersabar atasnya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits dalam kitab Musnad Ahmad, Rasulullah bersabda: “Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin itu, Allah tidak menentukan suatu hal melainkan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kebahagiaan, ia lalu bersyukur, maka yang demikian itu adalah baik baginya. Dan Jika mendapatkan kesusahan, lalu ia bersabar, maka yang demikian itu adalah baik baginya.” (HR. Ahmad).
Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah kesabaran dan shalat. Sebagaimana telah diuraikan dalam finnan Allah Ta’ala sebelumnya yang artinya:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Dalam hadits disebutkan: “Bahwa Rasulullah jika menghadapi suatu masalah, maka beliau mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dan an-Nasai).
Kesabaran itu ada dua macam. Pertama, sabar dalam meninggalkan berbagai hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Dan kedua, sabar dalam berbuat ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Jenis yang kedua ini lebih besar pahalanya, karena inilah yang dimaksudkan.

Ada juga kesabaran jenis ketiga, yaitu kesabaran dalam menerima dan menghadapi berbagai macam musibah dan cobaan. Yang demikian itupun wajib, seperti istighfar dari berbagai aib. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam mengenai dua pintu kesabaran, yaitu sabar menjalankan hal-hal yang disukai Allah swt. meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga. Dan kedua sabar dalam menghindari hal-hal yang dibenci Allah Ta’ala meskipun sangat diinginkan oleh hawa nafsu. Jika seseorang telah melakukan hal itu, maka ia benar-benar termasuk orang-orang sabar yang insya Allah akan memperoleh keselamatan.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, penulis (lbnu Katsir) mengatakan, hal ini diperkuat oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Sa’id bin Jubair mengatakan: “Sabar berarti pengaduan seorang hamba kepada Allah atas musibah yang menimpanya dan ketabahannya di sisi Allah dengan mengharapkan pahala dari-Nya. Terkadang, seseorang digoncangkan (dengan berbagai masalah), namun ia tetap tegar, dan tidak melihat pilihan yang lain kecuali bersabar.”

Dari sini dapat di simpulkan bahwa kita sebagai orang yang beriman harus bersabar dalam menghadapi ujian yang di berikan Allah swt. dan sadar bahwa Allah swt. tidak akan menguji seorang hamba, melebihi batas kemampuannya. Dan Allah swt. menjanjikan pahala yang sangat besar bagi orang yang bersabar dalam menghadapi ujian-Nya.
Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, penulis berharap ini bisa bermanfaat bagi pembaca, terlebih lagi kepada penulis sendiri. Dan penulis sangat terbuka akan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman dan tentunya cerdas-cerdas. Tulisan ini merupakan salah satu cara penulis untuk bermakna, sebagaimana saya kutip dari kata pengantar buku Dunia Shopie, dikatakan bahwa karena betapapun hidup yang tidak bermakna ialah hidup yang tidak layak untuk di jalani.
Sekian…
Billahi taufik wal hidayah…
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
YAKUSA.

Penulis : Ahcmad Sadiq Fajar Nur
(Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan tafsir UIN Alauddin Makassar )

"Tulisan tangung jawab penuh penulis"