Lapas Maros – Talasindo dan Koperasi Maju Bersama, Kembangkan Pembibitan Talas Jepang

758

SULSELBERITA.COM. Maros - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Maros di bawah kepemimpinan Indra S. Mokoagow kembali menjalin kerjasama. Selama ini sebagai Lapas Medium menjadikan Literasi sebagai strategi pembinaan.

Jika sebelumnya mengembangkan Literasi Pertanian dengan mensuplai Kangkung ke LotteMart, kali ini mengembangkan penyediaan bibit Talas Jepang (Satoimo) dengan bermitra PT Talasindo pimpinan Syamsuddin Awing sebagai konsultan dan Koperasi Maju Bersama yang diketuai Fety Fatimah.

"Kami senang dan bangga jadi mitra untuk menjadi penyedia bibit Talas Jepang yang dikembangkan oleh Bapak Gubernur Sulawesi Selatan. Ini sangat strategis" tutur Indra, sapaan akrab mantan Kepala Rutan Makassar ini. Kami punya lahan seluas 1,4 hektar dan punya Warga Binaan yang mengikuti kegiatan asimilasi sebagai tenaga kerja, tambahnya.

"Ini juga sebagai pembelajaran berharga bagi WBP yang akan bebas dan kembali ke masyarakat" papar Indra saat penandatanganan Perjanjian Kerjasama Rabu (20/3/19) di Kantor Lapas Maros. Penanadatanganan turut dihadiri Amri Liwang dari Talasindo, Fety Fatimah dan Mas Heri Dari Koperasi Maju Bersama.

Turut mendampingi Kalapas Maros masing-masing Abdullah (Kepala Seksi Kegiatan Kerja/ Kasi Giatja), HB Andi Kaso (Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban/ Kasi Kamtib) dan Saharuddin (Kepala Sub Seksi Program Kerja).

Sementara itu Syamsuddin Awing selaku konsultan mengemukakan pihaknya siap mendampingi WBP sejak penyediaan lahan, perrsemaian hingga panen. "kami dampingi dari awal sampai akhir sesuai _Standard Operational Prosedure_ (SOP)" tuturnya.

Fety Fatimah dari Koperasi Maju Bersama manyampaikan rasa kagum dan salut karena di Lapas Maros diterima dengan hangat. "Segala keperluan produksi berupa bibit, pupuk dan pestisida kami fasilitasi dan semua hasilnya kami beli sesui harga pasar" kata perempuan Jawa Timur yang tampil mengenakan hijab ini.

Setelah penandatanganan Perjanjian Kerjasama dilanjutkan peninjauan kebun pada lahan yang telah dipasangi mulsa penutup bedengan dan juga penyiapan persemaian. Talasindo dan Koperasi Maju Bersama didampingi oleh Abdullah dan Riskan Hamzah, M Jabal Nur dan Andi Indra dari Seksi Giatja.

Dari berbagai sumber disebutkan bahwa Nurdin Abdullah Gubernur Sulawesi Selatan mengemukakan bahwa
Rakyat Indonesia saat ini masih terpaku pada beras sebagai sumber pangan utama meskipun ada banyak alternatif lainnya. Bupati Bantaeng dua periode ini mengembangkan alternatif sumber karbohidrat berupa talas. Bahkan, kabupaten di Sulawesi Selatan ini sekarang berhasil mengekspor talas hingga ke negeri sakura.

"Talas ini merupakan komoditi potensial dari sisi harga, sebab kebutuhan Jepang sebesar 360 ribu ton per tahun, selama ini di-supply dari Cina. Kondisi ini telah kami rebut pasarnya sehingga Brand Talas Bantaeng (Bantaeng Satoimo) telah menjajaki pasar-pasar pangan di Jepang," kata Nurdin pada suatu ketika menjabat Bupati Bantaeng.

Masih menurut Nurdin menuturkan bahwa talas bisa menjadi sumber pangan alternatif karena mengandung kolagen tinggi dan karbohidrat yang rendah. Penganekaragaman pangan juga sudah seharusnya menjadi solusi agar tidak terjadi ketergantungan pada bahan utama yang itu-itu saja.

Saat ditemui di arena acara, inisiator dan penggiat Pustaka Jeruji Indonesia S. Alam Dettiro mengemukakan bahwa kerjasama yang saling menguntungkan antara Lapas Maros, Talasindo dan Koperasi Maju Bersama adalah wujud nyata kerja-kerja berbasis Literasi. "apalagi Lapas Maros ditetapkan sebagai salah satu percontohan Lapas _Medium Security_ sehingga langkah Bapak Kalapas menjadikan Literasi sebagai strategi pembinaan merupakan loncatan berpikir dan bertindak yang patut didukung oleh semua elemen dan komunitas literasi" tuturnya singkat.