Oleh: Nurwalmi, SST.FT (Fisioterapis RSUD Bantaeng)
SULSELBERITA.COM. Bantaeng - Sepatu hak tinggi adalah salah satu aksesoris yang lekat dengan wanita. Ada beberapa alasan seseorang senang memakai sepatu hak tinggi antara lain ukuran tubuh yang pendek, tuntutan pekerjaan, merasa anggun saat berjalan dan lain-lain.
Tapi taukah anda ternyata aksesoris tubuh yang satu ini akan menimbulkan pengaruh yang negatif jika anda tidak dapat menempatkan pada waktu yang tepat.
Mengenakan sepatu berhak tinggi membuat tubuh berada pada postur yang tidak normal. Keadaan ini dapat memberi tekanan pada postur yang berisiko menyebabkan cedera pada lutut, kaki, dan punggung.
Sepatu hak tinggi memberikan tekanan berlebihan pada telapak kaki bagian depan (bola kaki depan) dan membuat beban tubuh bertumpu hanya kepada bagian tertentu agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Dalam jangka panjang, kondisi ini berisiko menimbulkan perubahan postur tubuh yang berujung pada munculnya berbagai gangguan tubuh.
Perubahan Postur Saat Mengenakan Sepatu Hak Tinggi
Memiliki postur tubuh yang tegak, sejajar dan seimbang adalah sangat penting, karena hal ini berhubungan dengan sumsum tulang belakang yang merupakan bagian penting dari tubuh manusia. Ini berfungsi menjaga keseimbangan serta mendukung dan membantu untuk mempertahankan postur tubuh tegak lurus dan begitu juga punggung bagian bawah, bertindak sebagai pusat tubuh dan membantu anda untuk berdiri dan berjalan normal.
Mengenakan sepatu berhak tinggi membuat tubuh harus menyesuaikan postur untuk menjaga keseimbangan. Beban tubuh anda pun ikut bergeser ke arah depan menyebabkan kaki harus menumpu tambahan beban tubuh sebesar 20 persen. Tubuh bagian bawah yang condong ke depan, yaitu pinggul dan lutut, membuat tubuh atau punggung bagian atas harus lebih condong ke belakang. Demikian juga ketika berjalan dengan mengenakan sepatu hak tinggi, otot-otot pinggul dan lutut yang berperan besar dalam setiap pergerakan kaki Anda, akan bekerja lebih keras lagi. Posisi ini juga membuat lutut mendapat tekanan lebih besar.
Seperti disebutkan di atas, sepatu hak tinggi mempengaruhi berat tubuh bagian belakang. Hal ini menyebabkan tulang lumbal (pinggang) merata. Tubuh dipaksa untuk bersandar ke depan, membuat otot-otot pinggul bekerja lebih dari biasanya saat aktif berjalan. Hal ini dapat menyebabkan pemendekan otot flexor muscles (terletak di bagian atas paha) menyebabkan kontraktur (mendatarkan tulang belakang).
Di samping membatasi pergerakan dan tenaga dari sendi pergelangan kaki, sepatu hak tinggi juga membuat lutut tetap bengkok ketika berjalan.
Risiko di Balik Sepatu Hak Tinggi
Dalam jangka panjang, perubahan postur-postur tubuh di atas mendatangkan risiko beberapa penyakit berikut ini:
1. Osteoartritis
Tekanan pada lutut akibat penggunaan sepatu hak tinggi bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya osteoarthritis. Kondisi ini terjadi karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi yang mengakibatkan peradangan dan rasa nyeri.
2. Achilles tendinitis
Tendon Achilles adalah jaringan ikat yang berperan penting pada pergerakan kaki ketika berjalan. Pemakaian hak tinggi secara terus-menerus dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan peradangan pada tendon ini dan menyebabkan tendinitis. Kondisi ini terjadi karena adanya peradangan pada tendon Achilles atau jaringan ikat yang menghubungkan otot betis di kaki bawah bagian belakang ke tulang tumit. Selain otot betis yang terasa menegang saat meregangkan kaki, penyakit ini ditandai dengan nyeri dan bengkak pada tumit ketika Anda berjalan. Jika sering terkena radang atau cedera, tendon Achilles akan berisiko robek. Kondisi ini akan membuat Anda tidak dapat berjalan.
3. Metatarsalgia
Sepatu dengan hak yang tinggi dan runcing mendatangkan tekanan berlebihan pada telapak kaki bagian depan atau tepat di bawah jari kaki Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit akut pada area tersebut yang jika tidak segera ditangani akan terasa dalam jangka panjang atau bahkan menyebabkan keretakan pada tulang kaki.
4. Skiatika
Pertambahan beban pada jari-jari kaki membuat tubuh Anda condong ke depan saat berdiri dan berjalan. Akibatnya, terjadi tekanan berlebihan pada lutut, pinggul, dan punggung bagian bawah. Perubahan postur itulah yang menyebabkan skiatika, yaitu kondisi saat saraf skiatik terjepit dan menyebabkan nyeri, serta mati rasa hingga pada kaki bagian bawah. Selain gejala tersebut terdapat gejala lain, seperti kesulitan mengendalikan berkemih atau BAB dan kelemahan pada kaki
5. Plantar fasciitis
Beberapa wanita yang mengenakan sepatu berhak tinggi sering mengalami pemendekan tendon Achilles akibat tumit yang meninggi. Padahal tendon ini didesain untuk dapat bergerak secara fleksibel. Kondisi ini memicu terjadinya plantar fasciitis, yaitu peradangan dan nyeri pada plantar fascia (jaringan tebal di bagian bawah kaki yang menghubungkan tulang tumit ke jari kaki).
6. Bengkoknya jari kaki
Tekanan secara terus-menerus pada telapak kaki bagian depan akibat penggunaan sepatu hak tinggi, terutama yang berujung lancip atau yang ukurannya terlalu kecil dapat mengakibatkan kelainan bentuk kaki seperti
- Hammer toes: kondisi saat tiga jari kaki paling tengah menjadi bengkok.
- Bunion: benjolan tulang pada sendi di pangkal jempol kaki.
7. Fraktur halus
Sepatu dengan hak yang sangat tinggi dapat menekan tulang telapak dan jari-jari kaki serta saraf-saraf di sekelilingnya. Tekanan secara terus-menerus pada tulang-tulang ini dapat berisiko memicu keretakan atau fraktur halus.
8. Pergelangan kaki keseleo
Stiletto atau sepatu dengan hak tinggi dan lancip adalah yang paling berisiko menyebabkan cedera. Berat tubuh yang bertumpu hanya pada dua ujung lancip tersebut membuat Anda berisiko tinggi untuk jatuh dan mengalami keseleo, terutama pada permukaan lantai atau jalan yang licin.
9. Sakit punggung bagian bawah
Mengenakan sepatu hak tinggi dapat mengubah bentuk tulang belakang dan menyebabkan sakit punggung bagian bawah karena otot punggung yang meregang atau saraf yang terjepit.
Tetap Sehat dengan Sepatu Hak Tinggi
Mengingat banyaknya risiko yang mungkin terjadi, apakah Anda harus berhenti menggunakan sepatu hak tinggi sama sekali? Tidak perlu, karena ada beberapa langkah yang dapat ditempuh agar tetap dapat tampil bergaya sekaligus tetap menjaga kesehatan kaki.
1. Jika Anda menggunakan sepatu hak tinggi tiap hari, misalnya untuk bekerja, sebaiknya pilih yang tingginya tidak lebih dari 2-3 cm. Bawa serta alas kaki datar untuk dikenakan saat istirahat kerja atau dalam perjalanan berangkat atau pulang.
2. Selingi penggunaan sepatu hak tinggi dengan sepatu yang lebih nyaman, misalnya sepatu kets, yang membuat kaki dapat bergerak secara alami dan leluasa.
3. Kenakan sepatu dengan hak paling tinggi hanya sesekali pada acara-acara khusus, seperti pesta.
4. Hindari memilih sepatu hak tinggi dengan ujung lancip atau ukuran yang terlalu kecil. Selain itu, daripada stiletto, lebih baik pilih sepatu dengan hak berpenampang lebih lebar.
5. Lakukan peregangan kaki tiap hari untuk melemaskan otot betis hingga jari-jari kaki. Tata caranya bisa dikonsultasikan ke fisioterapis
6. Selalu memilih ukuran sepatu yang lebih besar dari biasanya, agar kaki bisa terasa lebih nyaman.
Selektif dalam memilih sepatu hak tinggi dan memerhatikan waktu penggunaannya dapat membuat Anda tampil percaya diri namun juga terhindar dari risiko cedera dan penyakit. Apabila Anda mengalami keluhan seperti nyeri kaki atau punggung bawah yang berat, jalan terpincang-pincang atau postur tubuh berubah saat berjalan, kesemutan atau mati rasa pada kaki, kaki terasa lemah digerakkan, atau terdapat keluhan sulit BAB atau BAK akibat penggunaan sepatu hak tinggi berlebihan, itu tandanya Anda perlu mendapatkan penanganan. Salah satunya adalah dengan fisioterapi.