Mahasiswa KKN-PK Unhas Angkatan 67 Laksanakan Edukasi dan Pembagian Tablet Tambah Darah bagi Ibu Hamil di Desa Rappoa

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

SULSELBERITA.COM. Bantaeng, 23 Juli 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) Universitas Hasanuddin Angkatan 67 menggelar kegiatan edukasi sekaligus pembagian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil di Desa Rappoa, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng.

Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Fakultas Farmasi yang tergabung dalam kelompok KKN-PK Desa Rappoa, dengan penanggung jawab program yaitu Nur Aisa Saharuddin, mahasiswi Fakultas Farmasi Unhas. Program ini berlangsung selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu, tanggal 21-23 Juli 2025, dan dilaksanakan secara langsung di tiga posyandu, yaitu Posyandu Melati 1, Melati 2, dan Melati 3.

Bacaan Lainnya
Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Selamat Hari Bhayangkara ke-79

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin, sebagai langkah pencegahan anemia kehamilan yang dapat berdampak pada kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), prematur, bahkan stunting.

Berdasarkan data WHO dan Kementerian Kesehatan, anemia pada kehamilan masih menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan, dengan angka prevalensi yang mengkhawatirkan.

Melalui metode Setia TTD (Setiap Ibu, Setiap Hari), mahasiswa mengedukasi ibu hamil secara langsung dengan pendekatan personal dan empatik.

Edukasi disampaikan secara singkat namun padat menggunakan media leaflet berjudul “Pentingnya Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil”.

Materi mencakup pengenalan anemia, bahaya dan gejala anemia, manfaat zat besi bagi ibu dan janin, serta tata cara konsumsi TTD yang tepat. Edukasi juga disertai diskusi ringan untuk mendorong keterlibatan aktif ibu dan keluarga dalam menjaga kepatuhan konsumsi.

Sebanyak 10 ibu hamil dari berbagai dusun di Desa Rappoa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Selama sesi diskusi, peserta tampak antusias menanyakan berbagai hal seputar efek samping TTD, waktu terbaik untuk mengonsumsinya, serta cara mengatasi mual saat minum tablet.

Mahasiswa menanggapi pertanyaan dengan pendekatan edukatif dan empatik, sekaligus menegaskan bahwa efek samping ringan seperti mual atau feses berwarna gelap merupakan hal wajar yang tidak perlu dikhawatirkan.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dan antusiasme tinggi dari para peserta. Salah satu ibu hamil menyampaikan, “Saya baru tahu kalau TTD harus diminum setiap hari, dan ternyata bisa berdampak ke pertumbuhan bayi juga. Sekarang saya jadi lebih semangat minum tiap malam.”

Peserta lainnya mengungkapkan bahwa mereka sebelumnya hanya minum TTD jika ingat, karena merasa tidak tahu manfaat pastinya. “Saya pikir cukup dua kali seminggu. Tapi setelah dijelaskan, saya jadi tahu kalau harus rutin agar janin sehat,” ujar seorang ibu dari Dusun Tonrokassi.

Selama kegiatan, mahasiswa juga membagikan langsung tablet tambah darah kepada peserta, disertai stiker edukatif “Ceklis Harian TTD” yang dapat ditempel di rumah.

Stiker ini membantu ibu hamil memantau kepatuhan konsumsi TTD harian selama 90 hari, serta berfungsi sebagai pengingat visual dalam menjaga rutinitas sehat.

Evaluasi singkat berupa pre-test dan post-test juga dilakukan untuk mengukur efektivitas edukasi. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai hubungan anemia kehamilan dengan risiko stunting, serta cara konsumsi TTD yang benar. Sebagian besar ibu hamil menyatakan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menjaga kesehatan kehamilan melalui konsumsi TTD rutin.

Kegiatan ini juga melibatkan kader posyandu sebagai pendamping sekaligus penguat keberlanjutan edukasi.

Salah satu kader mengungkapkan bahwa kehadiran mahasiswa KKN membantu mengisi celah edukasi yang selama ini sulit dijangkau dalam layanan rutin. “Kami sangat terbantu. Biasanya TTD hanya dibagikan saja, tapi sekarang ibu-ibu diberi pemahaman yang lebih menyeluruh,” jelasnya.

Kegiatan ini selaras dengan tujuan ke-3 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Good Health and Well-being, yang menekankan pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.

Upaya meningkatkan kesadaran ibu hamil mengenai anemia dan TTD juga menjadi bagian dari program nasional 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kegiatan ini berlangsung di bawah bimbingan supervisor Basir, S.KM., M.Sc., dosen dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, yang turut memberikan arahan dalam perancangan dan pelaksanaan program berbasis edukasi komunitas.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN-PK Unhas berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi ibu hamil, serta mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas generasi masa depan.

Pos terkait