Ngemper Perdana Kamus, Ngamat Gerhana Bulan

164

SULSELBERITA.COM. SINJAI – Tepat hari sabtu 6 juni 2020 kami dari KAMUS (Komunitas Astronomi Muda Sendana) melakukan ngemper perdana untuk bersama sama menyaksikan gerhana Bulan. Bukan hanya dari kawan kawan dari KAMUS tapi juga adik-adik dari Sekolah Pesisir Banua Sendana yang bergerak dibidang literasi juga terlibat. Fenomena gerhana bulan ternyata baru pertama kali mereka lihat menggunakan teleskop. Mereka selama ini beranggapan bahwa fenomena tersebut hanya sebatas peristiwa yang tidak terlalu penting disaksikan. Sedikit melepaskan ilmu pengetahuan tentang Astronomi. Fatur anak sekolah yang sekarang duduk dikelas 3 SMA hanya mengetahui tentang tata surya atau ilmu astronomi lewat buku tanpa pernah melihat langsung. Banyaknya sekolah yang kurang memberikan fasilitas(teleskop). Padahal adanya teleskop di sekolah adalah tanggung jawan pihak sekolah untuk memberikan fasilitas yang terkait dengan pengetahuan. Rina ketua dari KAMUS ternyata memiliki mimpi besar untuk membumikan ilmu astronomi di Sulawesi Barat kususnya di kecamatan Sendana. Dia beranggapan bahwa semua anak memiliki hak yang sama dan potensi untuk mendalami ilmu astronomi. Dengan adanya KAMUS sebagai wadah untuk belajar bersama juga akan memiliki jangka panjang untuk melakukan kerja sama dengan pihak desa dan sekolah sekolah yang ada di kecamatan Sendana.
Fenomena seperti Gerhana Bulan, gerhana matahari dan lainnya menjadi hal yang tabu untuk diperbincangkan. Misalnya ketika sedang Gerhana matahari para orang tua malah menyuruh anak masuk ke dalam rumah dan dilarang melihat fenomena tersebut karna akan merusak mata si anak. Orang tua tidak memberitahu bahwa ada alat untuk bisa melihat fenomena itu dan mengapa gerhana matahari terjadi. Karna lagi-lagi sekolah tidak memberikan fasilitas teleskop yang bisa menunjung proses belajar dan mendalami ilmu astronom. Tentu kita sebagai orang yang masih awam tentang ilmu itu bertanya Tanya. Mengapa ada pelangi?mengapa ada bintang jatuh?mengapa ada gerhana? Dan mengapa semua itu terjadinya? Dan ternyata dengan mengetahui ilmu astronomi ini kita bisa tahu dan tidak menajdikan fenomena tersbut adalah hal yang biasa terjadi.
Fenomena gerhana bulan adalah dimana posisi bulan berada dibelakang bumi. Sehingga cahaya dari matahari langsung kebulan, tapi yang terjadi saat ini adalah gerhana bulan penumbrah. Dimana penumbra memasuki bayangan penumbra bumi dan tidak akan memerah dan tidak gelap, Dan gerhana saat ini redupnya 56%. maka sangat perlu kita ketahui dirkursus tentang astronomi.
Kami dari KAMUS tentunya akan terus mengadakan kegiatan Ngemper mengamat Fenomena alam yang terjadinya.

Penulis : Mutma
( Pustakawan Rumah Baca Loka Pare )

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*