SULSELBERITA.COM. Takalar - Senyuman petani di Kab Takalar biasanya menghiasi har hari mereka, saat memasuki musim panen padi, karena itu berarti mereka bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan gabah hadil panen, namun rupanya diawal musim panen tahun ini, para petani di Takalar harus menelan pil pahit, pasalnya, harga gabah di kalangan petani anjlok alias terjun bebas.
Seperti yang terpantau di beberapa kelurahan yang ada diKecamatan Pattalassang, Selasa (3/4/201). Di mana harga gabah yang sebelumnya mencapai Rp 4.200 perkilonya, nsmun kini hanya dihargai oleh pedagang Rp 3.500 perkilo, atau mengalami penurunan harga sebesar Rp 700. perkilo.
Hal ini tentunya membuat para petani kecil menjerit, akibat banyak yang merugi, ini diakibatkan oleh besarnya biaya produksi padi yang cukup tinggi, itu berarti mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Salah satu petani, Daeng Mare, mengatakan bahwa dengan harga gabah sekarang yang turun pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
“Kalau disimpan juga dalam gudang malah dikhawatirkan gabah jadi rusak. Terpaksa dijual walau harganya murah,” katanya.
Daeng Mare juga berharap pemerintah memberikan perhatian, khusus kepada petani kecil, dengan menjaga stabilitas harga gabah di kalangan pengumpul. Sehingga petani tidak merasa dirugikan lagi.