Kerusakan Infrastruktur Akibat Banjir, Kementerian PUPR Harus Membangun Kolam Regulasi Penanganan Banjir di Kabupaten Maros

110

SULSELBERITA. COM. Maros-Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.

Advertisement

Namun banjir bisa mengakibatkan berbagai kerusakan diakibatkan derasnya aliran air dan tergenangnya  wilayah  pemukiman warga, infrastruktur yang rusak, persawahan yang gagal panen akibat banjir tersebut.

Pemerintah dalam hal ini selaku pengambil kebijakan demi terciptanya kenyamanan dan keadilan tentu di harapakan memiliki kebijakan yang bisa mengatasi banjir.

Sama halnya banjir di kabupaten Maros yang terjadi pada awal tahun 2023, mengakibatkan beberapa wilayah tergenang sehinggah beberapa fasilitas umum rusak, area persawahan mengalami kekurangan hasil panen, daerah pemukiman yang tergenang banjir mengakibatkan aktifitas warga berkurang karna jalanan putus akibat banjir.

Salah satu penggiat kontrol sosial Andi Patawari meminta kepada pihak pemerintah kabupaten Maros melalui bapak bupati untuk sesegera membuat suatu program, bagaimana sebisa mungkin menangani banjir yang terjadi setiap tahunnya dengan memberikan fasilitas ke pada balai pompengan jeneberang untuk membuat suatu kolam regulasi penangan banjir di kabupaten maros yang tentunya wilayah kerja balai tersebut.

“Hancur fasilitas umum yang baru baru dilaksanakan diakibatkan banjir yang di biaya oleh pemeritah jumlahnya cukup besar, merupakan alasan utama,”tutur Andi Patawari.selasa 21/02/2023.

Ketua DPD API Aliansi Peduli Indonesia Amir Perwira juga Mengomentari, “Penanganan banjir yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengupayakan aliran sungai di normalisasi dan di tanggul karna program itu tidak berkesinambungan. Katakan saja sungai yang bermuara kelaut tidak di lakukan perkuatan tebing dan pengerukan. Ada juga masalah berkurangannya areal resapan air karena terlalu banyak tambang dan pengembang perumahan. Ini indikatornya kenapa debet air di maros semakin besar walau hujan hanya hitungan sebentar saja dan tentu air akan mencari jalur untuk lewat termasuk air di infrastruktur jalan,”ungkap Amir Perwira.

Laporan : AP