SULSELBERITA.COM. Konsel – Kurang lebih empat tahun kepemimpinan Surunudin Dangga sebagai Bupati bersama Arsalim Arifin sebagai Wakil Bupati Konawe Selatan. Setiap tahun mengelolah anggaran satu triliun lebih untuk membangun daerah Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sungguh memprihatinkan, anggaran yang sangat besar tak mampu dikelolah dengan baik oleh pimpinan tertinggi konsel tersebut untuk mencapai pemerataan pembangunan serta mewujudkan visi misi dalam hal ini DESA MAJU KONSEL HEBAT
Berdasarkan pantauan saya, sejak konsel dipimpin oleh Surunudin Dangga banyak janji yang tidak ditepati oleh beliau, dan terkesan tidak ingin mendengar suara rakyat. Bahkan ingin bertemu pun dengan warga yang menyampaikan aspirasi tidak pernah dilakukannya. Terkesan Anti Kritik.
Lebih parahnya lagi, pada saat kami berencana akan melakukan aksi unjuk rasa terkait asrama mahasiswa september 2019 lalu ternyata banyak preman yang disiapkan dirujab bupati dengan tujuan membubarkan kami (massa aksi). saya teringat Orde Baru.
Janji satu miliyar perdesa sampai saat ini tak kunjung ada kabar, padahal jika hal ini direalisasikan maka visi misi daerah dapat terwujud dengan baik, pembangunan dari Desa Ke Kota akan semakin cepat dan berdaya saing.
Disaat masyarakat Desa Molinese kecamatan Lainea membutuhkan jalan aspal justru Bupati ngotot membangun Auditorium Kantor Bupati dengan anggaran yang sangat fantastik sebesar 40 miliyar. Alangkah ironinya, Program pengaspalan jalan Poros Molinese – Bangun Jaya kini hanya tinggal janji.
Pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah dari pemerintah daerah tidak dirasakan oleh masyarakat, pariwisata yang ada dikonsel tidak dikelolah dengan baik agar pengunjung tertarik sehingga menambah pendapatan asli daerah atau PAD. Terkecuali Wisata Namu di Laonti, tapi kurang disosialisasikan sehingga masih banyak yang belum mengetahui.
Konsep pembangunan pemerintahan Bapak Surunudin Dangga sepertinya tidak sesuai dengan Visi Misi yang dicita-citakannya, apakah mungkin Visi Misi hanya modus menarik simpati masyarakat atau seperti apa.
Selanjutnya Konsel Hebat, apanya yang hebat, setau saya belum pernah ada Pemuda Pemudi Konsel yang disponsori oleh pemerintah daerah baik dari segi pendidikan maupun dibidang lainnya dikanca Nasional.
Aneh tapi nyata, seperti hal nya pembangunan Asrama dan pemberian Beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi. Okelah kalau Pemda belum siap jika dibarengi dengan beasiswa, namun kenapa program pembangunan asrama mahasiswa harus dihapus dengan alasan covid-19, inikan alasan yang tidak rasional dan tidak menunjukan wibawa seorang pemimpin.
Program pembangunan Asrama diperjuangkan oleh pemuda dan Mahasiswa Konsel dengan penuh suka duka bahkan bermandikan darah. Dimana hati Nurani Pak Bupati Surunudin Dangga, dimana Wibawa seorang pemimpin ketika sudah berjanji ditulis diatas kertas lalu diingkari. Masya Allah Nauzubillah minzaliq.
Anggaran pembangunan Asrama hanya 1,5 Miliyar, lebih besar dana pembangunan PAUD samping Rujab Bupati. Kalau Bupati beralasan bahwa ada pemotongan dari Pusat kenapa harus anggaran asrama yang dihapus, apakah ini bukan prioritas atau memang pak Bupati tidak peduli terhadap pendidikan di konawe Selatan. Seakan bermasa bodoh.
Alih-alih Pemda Konsel diwakili Wakil Bupati melakukan konferensi pers dengan tujuan untuk mengklarifikasi terjadinya isu penghapusan Anggaran Pembangunan Asrama, dalam klarifikasi tersebut wakil bupati menyampaikan bahwa isu penghapusan Dana Asrama tidak benar. Wakil Bupati menilai informasi yang dihembuskan pemuda dan mahasiswa itu tidak benar.
Apa yang disampaikan Pemda melalui Wakil Bupati sangat melukai hati Pemuda dan Mahasiswa yang saat ini berjuang. pasalnya, info penghapusan sangat jelas adanya melalui Rapat antara dinas pekerjaan Umum, bersama DPRD Konsel. Dalam pembahasan tersebut jelas tertulis bahwa anggaran Desain, Pengawasan dan pembangunan Asrama Mahasiswa dihilangkan atau dihapus.
Ini kan tidak menunjukan wibawa seorang pemimpin, plinplan dalam mengeluarkan suatu kebijakan. Ucapan tidak konsisten. Wajar saja Pak Jainal, ST Tokoh Kec. Benua mengatakan bahwa Konsel diujung Kehancuran mungkin ini maksud beliau. Banyak janji yang tidak ditepati.
Jika benar pembangunan Asrama akan segera dibangun maka perlu kita apresiasi karena ini merupakan prestasi besar bagi pendidikan mahasiwa di konawe selatan. Tapi pertanyaannya kapan akan dibangun. Kami sudah menyiapkan lahan namun sampai saat ini tidak ada inisiatif Pemda membayar lahan tersebut, Pak Sahrin Asisten 1 Pemda selalu tidak mau bicara saat kami mencoba menghubungi beliau. Pak Sahrin adalah ketua tim pembebasan lahan.
Selain itu pembayaran Tujangan Hari Raya atau biasa disebut THR tidak dibayarkan oleh pemerintah daerah padahal dana tersebut akan dipakai oleh ASN kita untuk bayar Zakat karena sebagai umat muslim, zakat sifatnya wajib.
Sebenarnya apa yang terjadi dalam pengelolaan Keuangan Daerah, terkesan Amburadul. Sejak Bulan Februari hingga Mei 2020 selalu terlambat pembayaran gaji Aparatur Sipil Negara. DPRD seharusnya buat panitia khusus (pansus) agar hal tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Saya hampir lupa, ada dana pinjaman disalah satu Bank sebesar 200 Miliyar, Pemda Konsel mengutang sebesar 200 Miliyar dengan bunga sebesar 56 miliyar rupiah. Nah, kemana dana pinjaman 200 M itu? Dana 200 M tersebut diperuntukan untuk pengaspalan Jalan Ruas Tanea – Sanggula dan beberapa item kegiatan fisik lainnya.
Ngapain anggaran sebesar itu hanya diperuntukan untuk kegiatan fisik yang sifatnya tidak menambah pendapat daerah. Pemda harusnya cerdas dalam mengelolah anggaran tersebut, minimal ada timbal balik keuntungan tapi faktanya justru jadi beban daerah. Semoga utang tersebut lunas diperiode ini (2015-2020) agar tidak dibebani bupati selanjutnya.
Pengangguran semakin bertambah, pemda konsel hanya mengandalkan APBD saja, pemda konsel tidak mampu menarik investor untuk melakukan investasi dengan tujuan menyerap tenaga kerja. Salah satu perusahaan Smelter yang akan menyerap tenaga kerja adalah Sungai Raya Nikel Aloy yang saat ini terkendala di RTRW Kab. Konsel.
Hingga saat ini RTRW belum ditetapkan, padahal banyak banyak investor yang siap berinvestasi di Kab. Konawe Selatan, Seharusnya DPRD Konsel dalam hal ini Ketua DPRD tidak menunda pembahasan RTRW, ngapain dibentuk Bapemperda kalau tidak pernah ada satupun Perda yang ditetapkan. Hal ini seharusnya sudah tuntas di tahun 2018.
Terlepas dari itu, baru-baru ini Pemda membuat Perbup dengan tujuan menghapus dana Karangtaruna, aduh koq dihapus justru sejatinya harus ditambah agar karangtaruna bisa aktif dan bisa diberdayakan. Kasian anak-anak muda konsel kurang sentuhan dari pemda, apa sih program unggulan pemda konsel saya makin heran karena tak ada simbol yang dapat dibanggakan.
Pak Surunudin Punya Konsep Pembangunan atau tidak? Kalau di Jaman Nur Alam disebut BAHTERAMAS, di Bombana disebut GEMBIRA, di Konawe disebut GEMILANG, kalau di Konsel Apa? Desa Maju Konsel Hebat? Hmmmm, kalau menurut hemat saya, program Bupati Konsel saya kategorikan Program GEMAR (Gerakan Multi Years),
Program fisik didominasi Anggaran Besar yang sifatnya Multi Years, 3 Tahunan. APBD hanya fokus pada beberapa item saja karena dikuras oleh program Multi years ini.
Selanjutnya masyarakat saja yang menilai seperti apa kepemimpinan Bupati Konawe Selatan saat ini.
Penulis: Jefri Rembasa
*Ketua Umum POROS MUDA Sultra
*Alumni HMI Kendari
*Mantan Ketua HIPPMA Konsel
*Pengurus KNPI Konsel