SULSELBERITA.COM. Makassar - Akhir-akhir ini dunia tengah dihebohkan dengan mewabahnya virus mematikan yang dianggap mampu membahayakan keberlansungan umat manusia dimuka bumi. Betapa tidak, virus yang diberi nama covid-19 ini dalam kurung waktu tiga bulan sudah mampu menyebar hampir diseluruh negara. Salah satunya Negara Indonesia.
Sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk terbanyak keempat di dunia. Indonesia berada dalam status waspada. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah korban positive corona tiap harinya.
Himbauan Pemerintah untuk melakukan social distancing sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran virus corona tersebut, justru tidak diindahkan oleh sebagian masyarakat dengan alibi takdir Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi mereka sandarkan kepada Tuhan, dan ini paham yang membahayakan. (Bukankah kita manusia telah diberi bekal akal)!
Sebagai makhluk social /zoon politicon (Aristoteles), kita terbiasa hidup berkelompok dan bersama-sama dalam sebuah tatanan masyarakat. Kebiasaan ini akan sedikit sulit dan berat untuk ditinggalkan bagi masyarakat yang sering beraktivitas diluar rumah.
Hal ini bukan tanpa alasan! Khususnya bagi kalangan masyarakat yang taraf pendapatan ekonominya dibawah rata-rata. Jangankan untuk membeli masker dan hand sanitizer sebagai langkah pencegahan, bahkan makan makanan yang bergizi pun bagi mereka sangat sulit.
Sehingga kebijakan social distancing dari pemerintah justru akan berefek terhadap keberlangsungan hidup masyarakat kalangan bawah tersebut. Sebab, tuntutan hidup memaksanya untuk tetap beraktivitas diluar rumah meskipun dunia dalam keadaan status waspada virus corona/covid-19 . Maka saya memprediksi dengan menggunakan teori akal miring bahwa, jika pandemi covid - 19 ini tidak cepat diatasi maka korban dengan infeksi terbanyak adalah masyarakat kalangan bawah.
Ditengah wabah virus covid -19 ini, justru menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha rumahan. Kelangkaan masker dan hand sanitizer, dijadikan sebagai salah satu ladang usaha menggiurkan dan sangat menguntungkan.
Betapa tidak, harga masker yang biasanya lima ribuan per picies kini naik menjadi dua bahkan tiga kali lipat dari harga biasanya. Hal ini sesuai dengan teori economy bahwa, semakin tinggi permintaan maka semakin tinggi pula nilai harga suatu barang.
Berdasar pada uraian tersebut diatas. Kita dapat melihat dan mengambil sisi positive dari wabah pandemi covid -19 ini bahwa, corona tidak untuk ditakuti namun kewaspadaan dan kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan. Olehnya itu, peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus corona sangat dibutuhkan demi kebaikan dan kemaslahatan bersama.
Penulis: Risaldi.,SH
Divisi Program PBHI Sulawesi-Selatan.