SULSELBERITA.COM. Takalar – Sebagaimana diberitakan media ini dan puluhan media online sebelumnya, Terkait kasus Penganiyayaan Tahanan dimarkas Polres Takalar yang diduga dilakukan Oleh seorang Oknum Wartawan media online berinisial SS, kini menjadi perrbincangan hangat masyarakat Takalar, bahkan juga hangat dibicarakan di Makassar.
Sebagaimana pengakuan korban berinisial AH (17), mengaku jika dirinya mengalami luka diperut dan bibir Akibat Pukulan Oknum Wartawan SS tersebut.
Kasus inipun langsung memicu Reaksi keras dari Ketua PWI Takalar, LSM, dan Lembaga Kepemudaan.
Salah satunya yang juga ikut bereaksi keras adalah Ketua Badan Lingkungan Hidup Pemuda Pancasila Kabupaten Takalar Haeruddin Nyau.
Ditemui dialun-alun Makkatang Daeng Sibali, Haeruddin Nyau mengatakan
bahwa pihak Polres Takalar telah kecolongan atas tindakan Penganiyayaan yang dilakukan oleh Oknum Wartawan didepan Penyidik yang secara Institusi Polri seharusnya menjadi Pengayom Masyarakat, pelindung sekaligus Pembimbing disemua Aktivitas Masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
“Sangat disayangkan ketika ada tindakan Oknum Wartawan yang tidak ada Sama sekali kaitannya dengan Tupoksi Polri lalu dengan semena-mena melakukan tindakan penganiyayaan Didalam Wilayah Hukum Polres Takalar”.Kecamnya. Jumat, (17/1/2020).
Perlu diketahui, Korban Tindakan Penganiayaan AH (17) yang beralamat dikunjung kecamatan Sanrobone yang masih dibawah Umur ini adalah seorang Anak Yatim dengan Ayah yang Buta, seharusnya mendapat Perlindungan, perlakuan dan Pendampingan Hukum atas Kasus yang Menimpanya,
Sumber berita dari Elemen Masyarakat Pemerhati Tindak kekerasan yang mendampingi korban AH (17) Sampai berita ini diterbitkan Korban AH yang sejak kasus ini menjadi Perhatian Publik yang sedianya dilaporkan tadi malam 16/01/2019 dipolres Takalar kini sudah sulit ditemui karena salah Seorang yang mengaku dari pihak keluarganya menjemput Korban AH sehingga Korban gagal melakukan Pelaporan terhadap Kasus Penganiyayaan yang menimpanya.
Sementara itu, secara terpisah, Oknum SS yang dikonfirmasi melalui Chat WA oleh salah seorang awak media, membantah hal tersebut.
“Saya tidak pernah melakukan hal serupa, dan saya bukan petugas kepolisian, saya seorang jurnalist tugas saya cuma meliput”. Tulis SS. Kamis malam, (16/1/2020).
(Haeruddin Nyau)