SULSELBERITA.COM. Gowa-Safari Jumat merupakan salah satu program unggulan Polres Gowa yang terus digalakkan setiap hari Jumat, selain untuk memakmurkan mesjid, juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas ke masyarakat.
Seperti pada Jumat (30/08) siang ini, personil Polres Gowa kembali melakukan safari Jumat sekaligus memberikan himbauan kamtibmas di sejumlah mesjid di Kabupaten Gowa.
Kegiatan ini pun dimanfaatkan segenap personil Polres Gowa mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa bersama untuk kedamaian di Papua sekaligus menyampaikan siaran pers serentak dari Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga sebagai pesan-pesan kamtibmas kepada masyarakat.
Adapun isi siaran pers Kapolres Gowa kali ini mengusung tema tentang insiden yang terjadi di Papua, dimana sejak 17 Agustus lalu, situasi nasional dikejutkan dengan dahsyatnya dampak hoax, ujaran kebencian berlatarbelakang rasis yang sengaja dibuat oleh Tri Susanti alias Mak Susi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
"Meski sudah dijadikan tersangka, kondisi di Papua dan Papua Barat masih bergejolak dengan aksi demo anarkis bahkan mengakibatkan TNI, Polri dan warga mengalami luka hingga meninggal dunia," ucap Shinto Silitonga dalam siaran persnya.
Lebih lanjut, Kapolres mengungkapkan tidak paham akan kebencian yang ada di kepala Mak Susi, hingga secara terencana mengumbar hoax dan ujaran kebencian sejak tanggal 14 Agustus dengan memasang bendera di depan asrama, dan menyampaikan kebohongan seolah-olah bendera tersebut diturunkan, dipatahkan dan dibuang, serta kebohongan seolah-olah ada aksi balasan mahasiswa yanh telah melengkapi diri dengan senjata tajam.
"Dampaknya luar biasa, kedamaian di Papua, Papua Barat, Medan, Makassar, Malang, dan beberapa tempat lain menjadi rusak dan bahkan persatuan sesama anak bangsa saat ini sedang diuji," jelas Shinto Silitonga.
Dalam siaran persnya, Kapolres pun mengajak masyarakat untuk memegang teguh semboyan Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika.
"Tentu saja kita mengutuk keras Mak Susi dan kelompok-kelompok masyarakat yang masih tidak ada hati dan selalu mengumbar kebohongan, kebencian dan rasis terhadap anak bangsa lainnya. Mereka meniscayakan adanya perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang memang hakiki ada di Indonesia. Mereka adalah bagian yang perlu mendapat perhatian dari dominan masyarakat Indonesia yang cinta damai dan menghormati perbedaan," kata Kapolres.
Melalui forum Jumat Ibadah ini pun, masyarakat pun dihimbau untuk berdoa demi kedamaian di Bumi Papua. "Mari kita menyatukan hati untuk mendoakan supaya saudara-saudara kita, warga Papua dimanapun berada tidak terpancing emosi karena sesungguhnya kita semua bersaudara," ucapnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga diingatkan ubtuk pentingnya menyaring informasi sebelum mensharingnya di media sosial, sehingga berita bohong atau hoax dan ujaran-ujaran kebencian tidak dengan mudahnya menyebar dan berdampak pada persatuan kesatuan di masyarakat. "Indonesia harus tetap ada untuk anak cucu kita," tutup Kapolres Gowa dalam siaran persnya.