SULSELBERITA.COM. Makassar,- Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2019 di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berlangsung meriah dan gegap gempita. Sekitar Lima ribuan anak dengan beragam suku dan agama dan berbagai provinsi di Indonesia turut hadir, termasuk yang tergabung dalam Forum Anak Nasional serta dari sejumlah perwakilan sekolah dari berbagai kabupaten dan kota se- Sulsel tumpah ruah di arena yang dipasangi tenda merah putih.
Sedari pagi hingga siang ditampilkan sejumlah pertunjukan kesenian dan atraksi dari berbagai sekolah di Sulawesi Selatan seperti Makassar, Maros, Sidenreng Rappang (Sidrap) dan lain-lain. Tak kalah menariknya di antara penampil, adalah hadirnya dari Komunitas Seni Anak To Maradeka, Maros. Sebuah komunitas Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang diasuh oleh Lembaga Pembinaan Anak Sementara (LPAS) yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Maros.
Dengan membawakan lagu yang sudah sangat memasyarakat “Keluarga Cemara” yang dipopulerkan oleh Novia Kolopaking dan Bunga Citra Lestari (BCL), tanpa dikomando pun, anak-anak antusias turut menyanyi dan larut dalam suasana. Setelah itu disusul dengan beberapa bait syair ciptaan Salahuddin Alam Dettiro inisiator Pustaka Jeruji Indonesia dan Lagu Suara Hati ciptaan Andi Abdi ‘Cucut’ Bashit.
“Saya terharu melihat penampilan adik-adik dari To Maradeka Maros, saya larut dan mata saya berkaca-kaca” tutur Andi Nurseha dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pembinaan Anak (DP3A) Provinsi Sulsel. Betapa tidak, di antara penampilan sejumlah anak berprestasi dari hasil seleksi maupun dari sejumlah sekolah terkemuka di Kota Makassar. “Ternyata anak-anak kita di ruang terbatas bisa berkreasi” pungkas Nurseha.
Sementara itu, Elvi Hendrani Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya pada kedeputian Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA menyampaikan rasa salut dan kekagumannnya atas apa yang ditampilkan Anak To Maradeka dari Maros. “Selama ini saya Cuma dapat kiriman video tentang proses latihan, nampaknya penampilannya sangat luar biasa mengagumkan dan saya tidak mampu berkata-kata lagi” tuturnya dengan mimik serius. Sembari menitipkan harapan “Agar anak-anak yang tampil ini dan yang lainnya pun agar dibina terus, khususnya dalam pengembangan kreativitas” pinta Elvi di sela-sela kesibukannya selaku panitia HAN 2019.
Diapresiasi Kakanwi dan Kadivpas Kemenkumham
Sejak Lapas Kelas II A Maros menerima pemberitahuan dan undangan untuk menampilkan ABH, Kepala Lapas maros segara melaporkan ke Direktur Jenderal (Dirjen) pemasyarakatan dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia {Kemenkumham) Sulawesi Selatan. Pada prinsipnya jajaran Kemenkumham menyambut baik dan berterima kasih atas amanah yang diberikan kepada Lapas maros untuk menampilkan Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) Maros. “Pada prinsipnya kami siap menerima amanah dan menyambut baik kesempatan ini, karena tidak akan datang setiap saat untuk menampilkan Andikpas di depan Pejabat Negara termasuk Presiden” ungap Inda Setiabudi Mokoagow Kalapas Maros. “Bagi kami, mebimbing dan membina anak tidak akan cukup jika mengerjakan sendiri, makanya kami melibatkan mitra kerjasama kami” tutur mantan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kupang ini. “Apalagi dengan keberadaan Pustaka Jeruji Indonesia, betul-betul bisa kerjasama dengan siapapun dan kemana pun” imbuhnya penuh semangat saat ditemui di Lapangan Karebosi setelah bertemu dengan Kak Seto Mulyadi, Tokoh Perlindungan Anak.
‘Kami juga sudah bermitra dengan Kerlip, PKBI dan lain-lain” kata Indra yang Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan. Untuk diketahui Kerlip (Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan), PKBI (Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia) juga sudah banyak membantu kegiatan pembinaan di Lapas Maros antara lain atas dukungan The Asia Foundation (TAF).
Atas semua dukungan dan kerjasama ini memperoleh apresiasi dari Kakanwil Kemenkumham Sulsel, Prijadi. “Pak Kakanwil sangat memberi perhatian kepada kami, bahkan hampr setiap hari mengecek persiapan penampilan anak-anak kita melalui telepon” ungkap Indra bangga. Seraya menyampaikan pesan-pesan khusus dan apresiasi Prijadi. “Bahkan malam-malampun beliau mau mampir ke Lapas, tapi kami meyakinkan bahwa proses latihan dan persiapan makin mantap, kami laporkan lewat video call”.
Demikian pula Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas), Taufiqurakhman. “Pak Kadivpas datang menanyakan dan mengecek persiapan dan kesiapan anak-anak kita” ungkap Indra yang tak dapat menyembunyikan kebahagiaan setelah andikpas tampil di panggung HAN 2019.
Dilatih Maestro Tari dan Musik
Tak diduga penampilan Andikpas Maros yang pada penampilan ini tampil dengan nama “anak To Maradeka Maros”, dalam waktu singkat bisa membuat persiapan yang mantap. Seluruh anak yang sehari-harinya berada di dalam Wisma, bermain bola ataupun main game, tiba-tiba menjadi penyanyi dan penari sekaligus. Nampaknya dilatih dengan disiplin tinggi oleh Andi Abdi Bashit yang akrab disapa “Kak Cucut”, seorang seniman Sulawesi Selatan Pendiri dan Pimpinan Yayasan Ajuara yang sudah malang melintang melakukan pentas seni di Tujuh Belas Negara, bahkan memperoleh gelar dan Sertifikat Maestro dari The Euyang baru saja keropean Association Folklore Festivals (EAFF) yang ditandatangani oleh Presiden EAFF Kaloyan Nikolev pada “Festival Black Sea ke XII, Euro Folk 2015”. Selain itu Abdi Bashit juga telah berkeliling di sejumlah Negara sebagai bagian dari Pertunjukan “I La Galigo” yang baru saja menyelesaikan pentasnya di Jakarta. “Atas permintaan Saudara Salahuddin Alam saya bersama teman ke Lapas untuk melatih Andikpas, katanya ini perintah Pak Kalapas” tutur Cucut di area Puncak Peringatan HAN 2019, Lapangan karebosi.
“Kami pengalaman melatih anak-anak di luar Lapas, proses pembentukannya biasanya lama, tapi kali ini serasa lebih mudah karena semangat anak-anak cukup disiplin” katanya. Dalam waktu tidak lebih dari sepuluh hari sudah terbentuk, tuturnya menambahkan. “Saat kami latih gerak kaki sudah ok, begitu dikombinasi dengan gerakan tangan langsung hancur, ditambah lagi dengan harus menyanyi waah makin hancur” tuturnya sambil terbahak. Apalagi kami membayangkan tampil di Lapangan Karebosi yang luas, “mesti memutar otak untuk menaklukkan panggung, suasana serta psikologis anak yang baru pertama kalinya tampil dan langsung di depan ribuan audiens” Ungkap Alumni Ekonomi Unhas ini dengan mimik serius. “kami suka seandainya bisa live, tapi karena kompleksitas kondisi makanya kita taping semua lagu dan puisi yang dibawakan” tuturnya yang pada pentas kali ini ia mengajak Erwin ‘Ical’ Sulaima, seorang seniman Makassar yang juga punya Studio Musik. “Alhamdulillah Saudara Ical bersedia meskipun dia sibuk karena sudah punya job rutin, bersedia bolak balik Makassar-Maros” katanya.
“Karena anak-anak tidak mudah dapat izin untuk keluar Lapas , terpaksa alat-alat studio kami angkut ke Lapas untuk proses taping” kata Ical yang mendampingi Cucut. “Di ruangan Kamtib pun kami lakukan proses rekaman lancar didampingi petugas dan anak-anak merasa makin percaya diri” Ungkap Ical yang selama proses latihan dan rekaman didampingi Jamaluddin ‘Ibas’ Baso.
Tampil Lepas dan Ceria
Pentas di panggung HAN 2019 keceriaan “anak To Maradeka” tampil memukau den lepas beban, apalagi ketika Lagu pertama Keluarga Cemara dinyanyikan, ribuan anak yang memadati tenda acara, turut bernyanyi sambil mengibar-ngibarkan Bendera Merah Putih kecil dan memutar otok-otok¬ yang dibagikan panitia. Syamsuniar Malik, Kepala Bidang Promosi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel mengaku berlinang air matanya melihat penampilan mereka. “Sejak Gladi Resik kemarin saya sudah terharu dan bangga melihat mereka bisa tampil”, katanya.
Sementara itu sejumlah orang tua dan keluarga Andikpas yang sudah dikabari oleh petugas Lapas Maros, tak mampu membendung air matanya melihat penampilan anaknya di pentas yang mewah dan terhormat. “Saya tidak nyangka anak saya bis tampil di panggung besar begini Pak”, tutur Ibu setengah baya yang dating sejak subuh hari untuk memastikan bisa menyaksikan anaknya tampil. “Memang kami sudah menyampaikan kepada orang tua anak-anak bahwa anaknya akan tampil, meskipun kami tidak bisa pastikan apakah bisa masuk arena acara atau tidak, karena itu kewenangan panitia” ungkap Simung Kasi Pembinaan Lapas Maros.
Peran Pustaka Jeruji Indonesia dan KerLIP
Keberadaan Pustaka Jeruji Indonesia di Lapas Maros sungguh sudah memberi banyak manfaat dan inspirasi. Bahkan sejak Oktober 2017 sudah launching secara nasional oleh Menkumham Yasonna Laoly ketika peringatan Hari Ulang Tahun Dharma Karyadhika Oktober 2017. Sejak launching bahkan sebelumnya Pustaka Jeruji telah membuat banyak karya-karya aplikatif, misalnya setelah membaca dilanjutkan dengan praktek pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Kali ini, Pustaka Jeruji menggandeng Seniman Maestro untuk melatih Andikpas. “Kesemuanya karena kami melihat Pimpinan Lapas Maros selalu mau membuka diri sebagaimana dengan pimpinan terdahulu, sehingga kami mencoba mengajak potensi kawan-kawan untuk dimanfaatkan” tutur Salahuddin Alam Dettiro, Sang Inisiator Pustaka Jeruji Indonesia yang telah memperoleh Penghargaan dari Menkumham saat Upacara Peringatan HUT ke-55 Pemasyarakatan di Cipinang Jakarta. “Kami melihat sungguh besar potensi yang ada untuk digerakkan seperti di bidang pendidikan, seni budaya, pertanian, peternakan dan lain-lain selama pihak-pihak terkait mau membuka diri” ungkap Alam aktivis yang dikenal multi talenta.
Sementara itu, Bagus Dibyo Sumantri dari Perkumpulan Keluarga dan Pendidikan (KerLIP Maros mengemukakan kebanggaannya bisa bersama-sama memfasilitasi Andikpas Maros untuk tampil pada Panggung HAN 2019. “Kami yakinkan Kementerian PPPA melalui Ibu Elvi selaku Asdep bahwa Anak Maros bisa tampil” tuturnya dengan mata yang masih sembap. Tapi diakuinya bahwa setelah koordinasi dengan Pustaka Jeruji Indonesia. “Kami pastikan dengan Kak Alam bisa ajak pelatih, barulah kami makin yakin untuk bisa ambil bagian pasa acara ini” Pungkas Bagus didampingi Bowo dari KerLIP.###