Mahasiswa FT UNM Berhasil Ciptakan Pappilajara’, Aplikasi untuk Penyandang Tunarungu

550

SULSELBERITA.COM. Makassar - Mahasiswa Universitas Negeri Makassar kembali menciptakan inovasi baru dalam dunia teknologi. Tiga Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Jurusan Teknik Elektro menggagas sebuah aplikasi Pappilajara'. Aplikasi ini merupakan media pembelajaran mandiri yang dapat memudahkan penyandang tunarangu dalam proses belajar.

Inovasi ini merupakan salah satu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berhasil mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia. Mereka dinyatakan lolos dan mendapatkan dana hibah setelah melalui proses seleksi PKM seluruh mahasiswa di Indonesia. Kegiatan PKM ini ditujukan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa di Indonesia untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu dan teknologi di bangku kuliah untuk masyarakat luas.

Advertisement

Tim penggagas yang terdiri oleh Mudarris, Yunita Hapsari, Humairah, Fadillah Nur Afifah dan Nurhikmah yang dibimbing oleh Hasrul Bakri, S.Pd., MT (salah satu dosen Fakultas Teknik) ini menciptakan aplikasi yang dengan fitur-fitur yang memadai.

Aplikasi Pappilajara' mempunyai fitur Kamus Bahasa Isyarat yang cukup lengkap seperti Amarican Sign Language, British Sing Language, Indonesian Sing Language SIBI, dan Indonesian Sign Language BISINDO, sehingga penyandang tunarungu dapat belajar semua jenis bahasa isyarat.

Salah satu pelaksana program, Mudarris, mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut dapat membantu penyandang tunarangu dalam belajar dan berkomunikasi.

“Ada kamus bahasa isyarat dalam aplikasi Pappilajara' jadi para penyandang tunarungu bisa belajar dan komunikasi dengan mudah", ungkapnya.

Selain itu, aplikasi Pappilajara' ini juga menyediakan beberapa kosakata sehari-hari sehingga sangat membantu dalam berkomunikasi. Yang paling menarik dari aplikasi ini yaitu bisa dijalankan menggunakan android sehingga memudahkan untuk belajar dimanapun dan kapanpun.

"Bisa menggunakan android untuk menjalankan aplikasi ini, jadi mudah untuk belajar kapan dan dimana saja", ungkap Mudarris.

Tim PKM ini mendapatkan respon yang baik dari SLB Negeri 2 Makassar dan Komunitas GERKATIN Sulawesi Selatan setelah menerapkannya di sana. Tim ini berharap Aplikasi yang dibuatnya dapat bermanfaat bagi masyarakat terkhusus untuk penyandang tunarungu dan aplikasi ini dapat dikenal luas bagi masyarakat indonesia sehingga banyak yang bisa menggunakan dan merasakan manfaatnya.