Benarkah Ada Skenario Kekuasaan Dibalik Kepergian Dua Panwascam Polut Umrah???

625

SULSELBERITA.COM. Takalar - Sebagaimana yang pernah diberitakan media ini sebelumnya, terkait rekap perhitungan suara hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 tingkat Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut), Kabupaten Takalar yang tidak dihadiri oleh dua orang Panwascam, kini menimbulkan berbagai opini liar.

Dua anggota Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Polut, yakni Nurhayati (ketua) dan Herlina (anggota),diketahui  sudah meninggalkan Kabupaten Takalar untuk berangkat umrah pada Jumat, 19 April 2019, atau dua hari setelah pencoblosan.

Advertisement

Atas ketidak hadirannya dalam rekap suara tingkat Kecamatan Polut tersebut, akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan dan opini opini liar di tengah mayarakat, karena seharusnya mereka berdua masih harus bertugas melakukan pengawasan Pemilu di tempat dimana mereka ditugaskan.

Yang lebih parahnya lagi, kepergian keduanya tersebut, memunculkan issu miring bahwa hal ini merupakan sebuah skenario besar dari kekuatan kekuasaan yang ingin menguntungkan pihak tertentu.

Ketua Bawaslu Takalar, Ibrahim Salim saat dikonfirmasi awak media, membenarkan bahwa keduanya memang berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah.

“Kami mengizinkan karena alasan ingin melaksanakan umrah, tapi kami tetap mem-back up-nya, dan masih ada Ibu Nellyati yang standby di Kecamatan Polut mengawal rekap perhitungan suara yang masih sedang berlangsung,” Jelas Ibrahim.

Tentang issu bahwa kepergian kedua Anggota Panwascam Polut tersebut terkait dengan adanya skenario dari kekuatan kekuasaan yang ingin menguntungkan pihak tertentu, Ibrahim langsung menampik issu tersebut.

“Keberangkatan Ibu Nurhayati dan Ibu Herlina melaksanakan ibadah umrah, karena kebetulan saja bertepatan dengan proses pelaksanaan Pemilu. Kalau ada yang mau main-main dan saya tahu, maka saya pertama-tama yang akan memenjarkannya,” tegas Ibrahim