SULSELBERITA.COM. Takalar - Dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga menjelang Pemilu 17 April mendatang, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Takalar menggelar High Level Meeting (HLM) dan pelaksanaan monitoring pasar di Ruang Galery, Kantor Bupati Takalar, Rabu (10/4/2019).
Rapat yang dihadiri oleh Bupati Takalar H. Syamsari, S. Pt, MM, Dandim 1426/Takalar Letkol Inf. Ilham Yunus. S.Sos, M. Si., Wakapolres Takalar Kompol Andi Tonra Lipu, Kepala BPS Abd. Haris S.E serta tim TPID Takalar yang diketuai oleh Asisten III Setda Takalar Muh. Alwi, dan H. Haedar. S. Sos, MM., membahas mengenai kondisi harga bahan pokok sepekan menjelang pemilu dan sebulan menjelang bulan puasa ramadhan.
H. Haedar memaparkan, sejumlah bahan pokok mengalami penurunan harga khususnya pada harga beras yang menurun dari harga Rp 8.000 menjadi Rp 7.000 perliter, dan beras ketan hitam dari harga Rp 24.000 menjadi Rp 20.000. Serta harga telur ayam dari Rp 38.000 menjadi Rp 37.000.
"Penurunan harga dilevel beras ini kurang lebih disebabkan karena bertepatan dengan kondisi panen padi saat ini yang cenderung membaik. Seperti teori ekonomi, yang apabila suply meningkat sementara permintaan menurun maka akan mempengaruhi menurunnya harga," Jelas H. Haedar.
Selain terjadi penurunan harga, sejumlah bumbu dapur dan sayur-sayuran justru mengalami kenaikan harga namun tidak signifikan, dan masih dapat dikendalikan.
Bawang merah naik dari harga Rp 15.000 ribu naik menjadi Rp 35.000 perliter. Kemudian bawang putih Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000 ribu perkilo. Cabai keriting Rp 15.000 naik menjadi Rp 35.000. Tomat naik dari harga Rp 5000 perkilo naik menjadi Rp 10.000 perkilo. Serta ikan teri kering dari Rp 20.000 menjadi Rp. 90.000.
"Kenaikan harga bumbu dapur dan sayur-sayuran ini cenderung disebabkan beberapa hal seperti tren lokal misalnya pesta, kemudian juga produksi yang cenderung berkurang mengingat beberapa bulan kemarin itu memasuki musim hujan, namun ini menjadi peluang bagi petani kita untuk memproduksi cabai, apalagi menghadapi bulan ramadan ini diprediksi kebutuhan akan meningkat," Papar H. Haedar.
Data serupa disampaikan oleh Kepala BPS Takalar bahwa sejumlah bahan pokok mengalami penurunan harga, namum harga bumbu dan sayur-sayuran mengalami kenaikan harga namun masih dapat dikendalikan.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Takalar H. Syamsari menyampaikan Pemerintah Kabupaten harus mengambil bagian untuk mengintervensi harga yang dapat menguntungkan petani dan menguntungkan konsumen.
"Karena saat ini telah diketahui trennya dan ini berulang setiap tahun, maka kedepan harus ada analisis dari pihak-pihak terkait, apa-apa yang akan turun agar dapat diintervensi agar harga dapat menguntungkan petani dan menguntungkan konsumen," Jelas Pungkas H. Syamsari.
Bupati Takalar memberi contoh, kondisi saat ini yang harga cabai meningkat maka dapat diintervensi ke petani untuk menanam cabai atau tanaman yang diprediksi akan meningkat permintaannya beberapa bulan kedepan.
"Kita petakan lahan mana yang cocok untuk ditanami komodity tertentu sehingga menguntungkan petani, inilah fungsi Pemkab umtuk mengintervensi kebijakan agar menguntungkan masyarakat. Sehingga ini meningkatkan pendapatan masyarakat," tutup H. Syamsari.