Warga Jeneponto Keluhkan Pelayanan, Dirut RS Lanto Dg Pasewang di Minta Mundur Oleh Dewan

563

SULSELBERITA.COM. Jeneponto - Sebagaimana yang telah diberitakan media ini pada edisi sebelumnya, dimana warga Jeneponto ramai ramai membongkar buruknya pelayanan RSUD Lanto Dg Pasewang, mulai dari langkanya obat, sampai perawat yang jutek dalam menangani pasien.

Kondisi tersebut, ditanggapi serius oleh Anggota DPRD Jeneponto, Asdin Azis Beta, legislator dari Partai PAN tersebut ikut mengkritisi pelayanan Rumah Sakit Lanto Dg Pasewang yang di pimpin oleh dr Iswan Sanabi.

Advertisement

"Sebaiknya direktur mengundurkan diri saja, karena semua konsekuensi jabatan dibutuhkan kecerdasan. Saya sudah banyak kali menerima keluhan dari masyarakat. Baik oksigen, stok obat, hingga pelayanan BPJS".Ujar Asdin.

Lanjutkan dikatakan Asdin "Kondisi ini membuat banyak warga Jeneponto yang enggan berobat di Rumkit Lanto Dg Pasewang, dan lebih memilih keluar daerah seperti RS Bantaeng dan Takalar, termasuk keluarga saya sendiri". Ungkapnya.

Legislator PAN ini pun berharap kepada Bupati Jeneponto, agar melakukan evaluasi terhadap pimpinan RS Lanto Daeng Pasewang.

"Saya selaku wakil rakyat berharap Pak Bupati agar dapat mengevaluasi seluruh SKPD yang tidak becus, terutama di rumah sakit," harapnya.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Lanto Dg Pasewang Jeneponto, dr.Iswan Sanabi yang dikonfirmasi oleh salah satu awak media, mengatakan,  ini semua karena adanya keterlambatan pembayaran dari pihak BPJS, "Kemampuan saya juga tetap mengacu pada pencairan tersebut. Sekiranya pencairan itu bisa cepat, sehingga bisa kita atasi secepatnya. Hal-hal ini yang akan kami sampaikan pada penyedia, akan berutang lagi," kata Iswan.

"Saya takut menyebut berapa jumlahnya, namun pastinya ada utang obat, oksigen. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa bulan. Kalau tidak salah dua bulan. Sebagian obat masih adaji," tambahnya.

Iswan pun berharap agar sekira dapat dibantu untuk melakukan mediasi di bank untuk mendapatkan pinjaman seperti yang dilakukan daerah lain.

"Sekiranya kami bisa dimediasi di bank untuk pinjam, seperti yang dilakukan oleh Bulukumba. Ini untuk mengatasi masalah tersebut," katanya.