SULSELBERITA.COM. Takalar - Polemik dan kisruh penjualan bantuan Alsintan dari Dinas Pertanian kepada kelompok Tani di Kab.Takalar, sedikit demi sedikit mulai terkuak, beberapa terduga yang menjadi aktor kini identitasnya mulai terkuak.
Seperti yang ramai pernah diberitakan oleh banyak media, terkait adanya oknum oknum yang menjadi mafia penjualan bantuan Alsintan yang disalurkan oleh kementerian pertanian melalui Dinas Pertanian Takalar, kini kembali mencuat, setelah beberapa warga yang mengaku telah membeli tractor bantuan, terkhusus di Kecamatan Marbo.
Salah seorang warga Marbo (B,) yang menjadi sumber informasi menjelaskan secara gamblang modus yang di pakai oleh Mafia mafia penjualan bantuan alsintan tersebut khususnya di wilayah Kec.Marbo.
Menurut B, bahwa terduga pelaku terlebih dahulu meminta sejumlah uang kepada warga yang menginginkan traktor bantuan tersebut, jumlahnya berpariasi, mulai dari Rp.5000.000, ( Lima Juta Rupiah) sampai Rp. 15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) per unitnya. "Biasanya pelaku meminta uang terlebih dahulu pada masyarakat, antara lima juta sampai lima belas juta, lalu menjanjinya akan mendapatkan traktor dari Dinas Pertanian". Ungkap B.
Saat di tanyakan siapa Mafia yang di maksud oleh yang bersangkutan, B dengan jelas menyebutkan nama dengan inisial AN. Warga Kec.Marbo. lalu B memaparkan siapa siapa saja warga yang sudah diambil uangnya oleh oknum AN, " Yang meminta itu AN kepada Hasanuddin Dg Sitaba, itu Tahun 2016 sebanyak Rp. 11.000.000,- lalu di Tahun yang sama (2016) kembali AN ambil uang untuk pembelian traktor kepada Pattola Dg Pasang sebanyak Rp. 11.000.000". Ungkapnya.
Lanjut di paparkan oleh B "AN ambil lagi uàng kepada Palette Dg Bella Tahun 2015, sebanyak Rp. 5.000.000, sebelumnya AN juga ambil uang pada Asri Dg Lau Tahun 2014 sebanyak Rp. 11.000.000, semua yang telah diambil uangnya oleh AN, adalah warga Kec.Marbo" Jelas B. (Selasa, 14/11/2017).
Selain membongkar Mafia penjualan Alsintan bantuan untuk kelompok tani, B juga menyoroti program UPPO Tahun 2016 yang dikelola oleh Jamaluddin Dg Rani, karena menurutnya, sampai sekarang sarananya belum lengkap, termasuk ternak sapi, karena seharusnya program UPPO ada sapi 10 ekor, tapi sampai sekarang tidak ada, padahal anggarannya kurang lebih Rp. 200.000.000.