SULSELBERITA.COM. Takalar - Meninggalnya salah seorang pasien atas Nama Kasmawati (33 thn) bersama anak dalam kandungannya saat dirawat di RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar, kini menjadi viral di media dan Medsos, berbagai tudingan miring pun bermunculan terkait pelayanan di Rumah sakit tersebut, termasuk tudingan bahwa pihak rumah sakit terlambat melakukan penanganan.
Melalui bagian Humas RSUD Padjonga Dg Ngalle Abd Haris membantah kalau pihak rumah sakit lambat dalam melakukan penanganan pasien tersebut, menurutnya penanganan yang di lakukan pihak rumah sakit itu sudah sesuai SOP.
Menurut pihak Humas Rumah Sakit, Kronologis kejadian yang sebenaranya seperti ini:
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 13 Oktober 2017 pukul 03 15 WITA dengan keluhan nyeri perut bawah. Saat itu pembukaan tidak ada. tanda-tanda viral pasien dalam batas normal.
Pukul 07.10 WITA pada saat diperiksa dalam pembukaan masih tetap sama. Hasil USG pasien Gravid tunggal hidup, lalu pasien di sarankan pulang ke rumah dan kembali ke rumah sakit bila nyeri perut dirasakan semakin sering atau ada pelepasan air ketuban atau gerakan janin dirasakan berkurang. Pasien dan keluarga pun setuju untuk dipulangkan.
Pasien masuk kembali tanggal 16 Oktober 2017 pukul 00 10 WITA dengan keluhan nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir darah dan air ketuban, pembukaan 2 cm, tandatanda vital dalam batas normal.
Pukul 04 00 WITA di periksa dalam didapatkan pembukaan 4 cm, kontraksi 3 x 10 menit durasi 20-25 detik, denyut jantung janin 144 kali/menit. tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pukul 08.00 WITA saat periksa dalam didapatkan pembukaan 6 cm, denyut Jantung janin 152 kali/menit kontraksi 3 x 10 menit durasi 30-35 detik, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pukul 09.30 WITA didapatkan Dll 132 kali/menit, dnps oxvtocin 5 IU dalam 500 o: RI. mulai 0 tetes/menit dinaikkan 4 tetes/menit tiap 30 menit hingga his adekuat maksimal 40 tetes/menit.
Pukul 12.00 WITA saat pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 9 cm, 0.” 142 kali/menit, kontraksi 3 x 10 menit durasi 4045 detik, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pukul 14.00 WITA pembukaan lengkap, kepala di Hedge lll, Dil 148 kali/menit, kontraksi 3 x 10 menit durasi 40-45 detik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pasien mulai merasa dorongan ingin mengedan tetapi pasien tidak kuat mengedan, dokter pun memberikan informasi ke pasien dan keluarga untuk dlakukan tindakan operasi sesar segera.
Pukul 14.20 WITA keadaan umum pasien mulai sasak, tekanan darah 170/100 mmHg. Dokter instruksikan untuk memberikan protap penanganan preeklampsia berat segera, sambil mempersiapkan operasi seksio sesarea emergensl. W “-30 WWA, tim kemudian menyampaikan kepada keluarga pasien bahwa tidak ada persediaan darah.
Tim dokter lalu melakukan konsultasi pada keluarga pasien untuk melakukan operasi tanpa darah, mengingat kondisi pasien yang membutuhkan tindakan Operasi, tatapi kaluarga pasien masih meminta waktu untuk berpikir dilakukan operasi tanpa darah.
Pukul 15.15 WITA keadaan pasien bertambah sesak. Keluarga akhimya menyutuiui dilakukan operasi tanpa darah. Team kemudian memindahkan pasien ke kamar operasi
Pukui 15 20 WITA pasien tiba-tiba kejang durasi 20 detik, Dokter dan petugas langsung memberikan penanganan airwav, braathind dan dual-don dan memanggil bantuan. Pukul 15.25 Wita, pasien dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi semua tindakan dokter dan penanganan yang kami lakukan itu sudah sesuai dengan SOP, jadi tidak benar kalau di katakan kami terlambat melakukan penanganan terhadap pasien yang mengakibatkan pasien meninggal dunia" kunci And Haris. (Kamis,19/10/2017).