SULSELBERITA.COM – Jika perempuan selalu di identikkan dengan kelemahan dan kelembutan, lebih mengedepankan rasa daripada logika sehingga menimbulkan kepercayaan yang lebih besar dari orang lain terhadapnya, maka tak jarang adanya sebagian oknum yang akan memanfaatkan hal demikian untuk memanfaatkan si-perempuan ini.
Narkoba seperti mata rantai yang penyebarannya terus berkesinambungan. Tak sedikit ditemukan kurir pengedaran narkoba ini berjenis kelamin perempuan, serta berbagai modus yang dilakukan para Bandar untuk menjerat perempuan, misalnya diperdaya dengan cara dipacari, dan setelah perempuan telah diluluhkan hatinya maka rencana awal akan segera ditunaikannya. Perempuan yang lemah logika dan tinggi rasanya sangatlah mudah untuk dicekoki doktrin-doktrin dan iming-iming uang yang banyak.
Selain sebagai pengedar atau kurir juga sangat banyak ditemukan perempuan yang mengonsumsi barang haram tersebut, dan hal itu belum banyak mendapatkan perhatian.
Tak banyak dari perempuan pengguna Narkoba kemudian takut untuk melakukan laporan atak tindakan yang dirasakannya. Layanan bantuan hukum juga sering kami tidak dapat diakses oleh mereka yang telah terisolir dan terpinggirkan secara sosial.
Ingin mendapatkan bantuan dan perhatian lebih, alih-alih mereka hanya kembali menjadi korban pemerasan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, dipaksa membayar uang sogokan untuk mengurangi tuntutan, ataukah melaporkan rekannya yang juga pengguna narkoba atau sering dikenal dengan istilah “ganti kepala”, serta mendapatkan kekerasan verbal seperti di hina, dicemoh, dan bahkan di marahi oleh berbagai elemen yang awalnya mereka anggap sebagai jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi, bahkan ada yang mendapatkan kekerasan fisik seperti di tampar, ditendang dan bahkan dipaksa untuk melakukan seks.
Kejadian ini sangatlah memprihatikan apalagi di tengah penanganan korban yang masih dapat dikata jauh dari harapan, tak sedikit para korban enggan untuk menyerahkan diri secara suka rela karena berasumsi bukan menyelesaikan masalah, tapi dengan mereka menyerahkan diri itu akan menambah masalahnya.
Mari bersama memerangi Narkoba bukan si-korban, mencegah dengan edukasi dan memberikan perhatian lebih kepada korban, serta memberikan pelayanan yang baik bukan malah mengucilkannya. Mereka hanya ingin hidup tenang, mungkin cara mereka yang salah
Selamat Hari Anti Narkoba Internasional, Gunakan otakmu. Jangan dibakar dengan narkoba.
Penulis : Dwi Fajriani
( Aktivis Mahasiswa Makassar )
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*