Tokoh Pemuda Bontosalama Menyayangkan Sikap Masyarakat Yang Mengucilkan Daerahnya

1073

SULSELBERITA.COM. SINJAI - Sejak diumumkannya kasus positif corona virus covid 19 di Indonesia pada maret 2020 lalu, pemerintah mengambil langkah - langkah dalam menangani pandemi global dari covid-19, berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Melihat situasi yang ada Suparman Jefri
Selaku Tokoh Pemuda Desa Bontosalama, Kecamatan Sinjai Barat mengatakan Mulai dari membatasi hubungan social (social distancing), Himbauan untuk bekerja di rumah (work from Home), Meniadakan kegiatan Ibadah di masjid- masjid hingga membatasi aktivitas ekonomi di luar rumah. kebijakan tersebut bermaksud baik, namun dampak dari kebijakan tersebut sangat berimbas pada keseharian masyarakat.

Advertisement

"Hal ini sangat terasa dampaknya bagi masyarakat tiga dusun Magala, Lapparia dan turungan Toae (MTL) Desa Bontosalama, Kecamatan Sinjai Barat. setelah adanya terindikasi terpapar Covid-19 yaitu santri yang baru pulang dari pondok pesantren di Temboro. Kami merasakan sekali dampaknya karena ekonomi pendapatan kami di tiga dusun ini dari hasil pertanian yang dijual di pasar, tapi setelah adanya yang terpapar covid 19 kami warga di tiga dusun ini untuk ke pasar menjual tentunya masyarakat daerah lain akan was-was membeli meskipun belum tentu kami keseluruhan warga di tiga dusun ini terpapar"tuturnya pad awat media Jumat (08/05/200/20)

"Lebih parah lagi saya menyayangkan tindakan masyarakat diluar dari daerah kami jika salah satu warga di daerah tiga dusun ini kebetulan lewat keluar kampung untuk membeli kebutuhan, masyarakat yang mengetahui asal daerah kami seakan-akan takut melihat kami padahal belum tentu kami semua terpapar. hal ini perlu adanya perhatian pemerintah untuk memberikan himbauan yang bisa meredakan kepanikan warga dan setidaknya memberikan pemahaman tentang interaksi yang aman sesuai protocol kesehatan yang sudah ada"lanjutnya

Dia juga menambahkan "Selain itu perlu juga pemerintah untuk sesegera mungkin memikirkan penyaluran bantuan kepada masyarakat karena dampak dari adanya terpapar covid ini ditiga dusun menyebabkan semua perekonomian lumpuh perlu kiranya ada perhatian khusus dari pemerintah karena melihat kondisi di daerah kami yang sumber penghasilan utamanya dari bertani tapi dengan kondisi sekarang masyarakat susah menjual hasil pertanian saya berpendapat sudah tidak bisa lagi mengacuh pada kriteria penerima bantuan sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang diprioritaskan dan yang tidak karena semua warga merasakan dampak"tutupnya

(Red)