SULSELBERITA.COM. Takalar - Menyusul kebijakan Bupati Takalar Syamsari Kitta yang tidak populis, melakukan penonaktifan ribuan tenaga Honorer dan tenaga sukarela di semua OPD Pemkab Takalar, yang menuai kritikan tajam dan kecaman, bahkan sampai terjadi aksi unjuk rasa, disikapi pihak Pemkab dengan merencanakan menggelar Job Fair atau Bursa Lowongan Kerja.
Langkah Pemerintah Daerah Takalar tersebut menggelar Job Fair, adalah sebagai wadah untuk menghimpun tenaga kerja produktif dari honorer yang dinon aktifkan pemkab Takalar, yang kini terancam menjadi pengangguran, dan menambah panjang daftar pengangguran yang ada di Takalar.
Namun sayangnya rencana kegiatan Job Fair tersebut, di kritik dan dianggap tidak dipersiapkan secara matang. Sekretaris Komisi 1 DPRD Takalar, Husniah Rachman menjelaskan bahwa kegiatan Job Fair ini terkesan dipaksakan dan cenderung terburu-buru, serta tanpa persiapan yang matang.
“Saya baru saja berdiskusi dengan kadis koperasi, UKM dan tenaga kerja yang membidangi kegiatan ini. Ternyata mereka baru melobi perusahaan. Sementara jadwal tanggal 7 bulan depan sudah sangat mepet,” Ungkap Husniah, ketika dihubungi Senin (29/1/2018) siang.
Legislator Partai Demokrat ini, bahkan menyarankan agar Pemda Takalar untuk menunda terlebih dahulu dan mempersiapkan secara lebih matang.
“Bagaimana jika perusahaan itu tidak butuh tenaga kerja. Atau standar dan kualifikasi yang mereka butuhkan tidak sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja dari honorer kita. Kan masalah tidak selesai. Sebaiknya disiapkan lebih matang.” Pungkas Daeng Tayu, sapaan akrabnya.
Dijelaskannya bahwa perusahaan itu diundang untuk membuka stand atau booth di ajang Job Fair.
“Jadi sesuai penjelasan pak kadis, perusahaan itu diundang, bukan mereka yang menawarkan diri, dimana-mana yang namanya Job Fair, perusahaanlah yang berinisatif ikut Job Fair karena butuh tenaga kerja. Pertanyaannya, bagaimana jika yang diundang itu tidak butuh tenaga kerja,” Kuncinya.
Di konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Ahmad Rivai membenarkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan puluhan perusahaan. “Iya, puluhan perusahaan telah kita komunikasi. Respon mereka baik. Kita tunggu respon mereka,”kata Rivai.
Mantan kadis perikanan ini menyebutkan bahwa selain perusahaan besar seperti PT KIMA dan beberapa Rumah sakit swasta, pihaknya juga sedang berkomunikasi dengan lembaga seperti Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) sedang dalam tahap finalisasi. “Doakanlah supaya kegiatan ini bisa sukses,”harapnya. (Senin, 29/1/2018).