SULSELBERITA.COM. Takalar – Momentum Hari Pahlawan Nasional menjadi ajang refleksi bagi dua sosok muda inspiratif asal Sulawesi Selatan, Muhammad Nur Rasul, Founder Zona Inovasi dan Gerakan Literasi Digital (ZIGID) yang berasal dari Kabupaten Takalar, dan Muh. Khaidir Ishak Putra, Ketua DPD Muda Bergerak Kota Makassar yang berasal dari Kota Makassar.
Keduanya menyerukan pentingnya meneladani semangat para pahlawan dalam konteks kekinian, di mana perjuangan bukan lagi di medan perang, tetapi melalui inovasi, pendidikan, dan gerakan sosial.
Muhammad Nur Rasul menyampaikan bahwa generasi muda masa kini memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi agen perubahan melalui kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital.
“Menjadi pahlawan hari ini berarti berani berpikir, berkarya, dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Melalui literasi digital, kita ingin membentuk generasi yang cerdas, bijak, dan produktif di dunia maya,” ungkapnya, Minggu (9/11).
Sementara itu, Muh. Khaidir Ishak Putra menegaskan bahwa semangat kepahlawanan tidak boleh berhenti pada seremonial tahunan semata, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata di tengah masyarakat.
“Pemuda hari ini harus menjadi penggerak perubahan, bukan sekadar penonton. Semangat gotong royong, kepedulian, dan aksi sosial adalah bentuk perjuangan kita di era modern,” tegasnya.
Kedua tokoh muda ini sepakat bahwa perjuangan masa kini terletak pada bagaimana generasi muda mampu melawan ketertinggalan, kemiskinan informasi, dan rendahnya kesadaran digital di masyarakat.
“Kita mungkin tidak berperang dengan senjata, tapi kita berjuang melawan ketidakpedulian dan kebodohan. Itulah wujud nyata semangat pahlawan di era digital,” tambah Muhammad Nur Rasul.
Hari Pahlawan, kata mereka, bukan sekedar mengenang jasa masa lalu, tetapi momentum untuk menyalakan semangat perjuangan baru yang relevan dengan zaman perjuangan melalui inovasi, literasi, dan aksi sosial nyata.
