SULSELBERITA.COM. MAKASSAR | 13 Oktober 2025 : Tim Siri’ Promind, mahasiswa Universitas Hasanuddin, berhasil merancang sebuah skema penanganan perilaku residivis narkoba berbasis pemulihan mental dengan mengintegrasikan kearifan lokal Bugis-Makassar, yaitu nilai Siri’ na Pacce.
Inovasi ini hadir sebagai upaya konkret mencegah peningkatan angka residivisme narkoba yang masih menjadi persoalan serius di Kota Makassar.
Dalam pengembangannya, Tim Siri’ Promind yang terdiri dari Wasfiel Kamal, Muhamad Fitra Rahman, Umi Kalsum. M, Rameyza Safitri Imran, dan Adhatullah di bawah dampingan Ibu Arini Nur Annisa, S.H., M.H. mengadopsi teori Province of the Mind untuk memahami struktur mental residivis.
Teori ini kemudian dikolaborasikan dengan nilai budaya Siri’ na Pacce sebagai fondasi moral untuk memperkuat ketahanan psikologis narapidana pasca-rehabilitasi.
Gagasan ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Selatan, di mana Kota Makassar tercatat sebagai daerah dengan jumlah kasus tertinggi. Banyak mantan narapidana kembali mengulangi tindak pidana akibat lemahnya regulasi emosi, maladaptif coping, serta minimnya sistem pemulihan mental berbasis budaya lokal yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat.
Skema rehabilitasi yang ditawarkan Tim Siri’ Promind berfokus pada pemulihan struktur mental berbasis nilai siri’ na pacce dengan aspek utama sebagai fondasi perubahan perilaku dan identitas diri residivis pengguna narkoba.
Pendekatan ini diyakini dapat menciptakan proses rehabilitasi yang lebih komprehensif karena tidak hanya mengandalkan aspek psikologis dan hukum, tetapi juga sosial-budaya.
“Tujuan utama kami adalah membangun pola rehabilitasi yang humanis dan berkelanjutan. Dengan memadukan teori psikologi dan kearifan lokal, kami ingin menunjukkan bahwa penyelesaian masalah narkoba tidak hanya dengan hukuman, tetapi juga melalui pemulihan mental dan moralitas berbasis budaya,” jelas Wasfiel Kamal saat diwawancarai.
Inovasi ini juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera serta tujuan ke-16 tentang perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. Keduanya memiliki relevansi erat dengan upaya penanganan residivis narkoba, karena menekankan pentingnya pemulihan kesehatan mental dan sosial, penguatan sistem hukum yang adil, serta pencegahan kekerasan dan penyalahgunaan zat.
Selain itu, inovasi ini juga sejalan dengan Asta Cita ketujuh, yaitu memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
Pendekatan berbasis nilai Siri’ na Pacce yang diusung Tim Siri’ Promind menjadi wujud nyata dari upaya pencegahan dan rehabilitasi narkoba yang tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada pembinaan moral, sosial, dan budaya. Melalui pemulihan struktur mental berbasis nilai lokal ini, diharapkan residivis pengguna narkoba dapat kembali berdaya, memiliki kesadaran moral yang kuat, dan turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang bersih dari narkoba serta menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sosial.
Saat ini, skema penanganan ini sudah dirancang dengan simulasi model intervensi psikolog berbasis nilai budaya. Tim Siri’ Promind berharap inovasi mereka dapat memperoleh dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga pemasyarakatan, instansi pemerintah, serta tokoh budaya, untuk diimplementasikan secara nyata dalam proses rehabilitasi narapidana di Makassar.
Kehadiran gagasan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Universitas Hasanuddin mampu menghadirkan solusi berbasis riset dan kearifan lokal untuk menjawab tantangan bangsa, khususnya dalam menghadapi krisis narkoba dan problem residivisme