Pemkab Takalar Komitmen Pada Peningkatan Layanan Kesehatan Masyarakat

SULSELBERITA.COM . Takalar – Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Takalar bakal melakukan pencocokan ulang data dasil 1 sampai 5 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

‎Sebelumnya Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye, saat ditemui wartawan pada Selasa (16/9/2025), mengatakan telah meminta OPD terkait melakukan perbaikan data DTSEN menanggapi banyaknya masyarakat kurang mampu tidak dapat BPJS gratis.

‎Dinas Sosial bakal turun mendata bersama Dinas PPKBPPPA, Badan Pusat Statistik, serta pemerintah desa setempat.

‎Kepala Dinas Sosial dan PMD Takalar Andi Rijal Mustamin mengatakan sebanyak 75 ribu data dasil 1 sampai 5 akan dicek.

‎Data tersebut akan dicek melalui aplikasi khusus di desa yang terhubung dengan Kemensos.

‎”Segera kita rapatkan soal ini dengan Dinas PPKBPPPA, BPS,” ucapnya.

‎Tantangannya menurut Rijal, karna harus dicek satu per satu data tersebut.

‎”Misalkan data dasil 1 sampai 5 di satu desa jumlahnya 100, maka akan kita cek data itu satu per satu,” ucapnya.

‎Jika ada perubahan data, maka akan dibawa dan dibahas di musyawarah desa.

‎Setelah itu, desa melaporkannya ke Kemensos. Lalu keputusan terakhirnya soal perubahan data tersebut ada di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemensos.

‎”Kalau ada yang berubah, misalnya dari dasil 5 jadi dasil 1, atau sebaliknya, itu diusul ke musyawarah desa, lalu ke kemensos,” kata Rijal.

‎Sebelumnya, Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye menegaskan komitmennya pada peningkatan layanan kesehatan masyarakat.

‎Ia telah mengustruksikan OPD terkait untuk melakukan revisi terhadap Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang menjadi landasan bantuan BPJS gratis.

‎Hal ini untuk menanggapi banyaknya warga yang mengeluh tidak mendapat BPJS gratis padahal berasal dari golongan kurang mampu.

‎Pemutakhiran data, kata Daeng Manye, akan dilakukan setiap enam bulan dengan melibatkan pemerintah desa.

‎”Ada ruang untuk merevisi data, jadi nanti dari dinas sosial, dari desa, BPD, melakukan validasi bersama, jadi nanti yang tidak bersyarat kita ganti,” ucapnya, saat ditemui Selasa (16/2025).

‎Pada rapat paripurna, Rabu (17/9/2025), Daeng Manye menyampaikan bahwa sebanyak 47 persen anggaran APBD Perubahan akan digunakan untuk BPJS.

‎Hal ini, kata Daeng Manye, sebagai bukti bahwa pemkab berpihak pada rakyat.

‎”Keberpihakan pada masyarakat itu jadi skala prioritas bagi kami,” kata Daeng Manye.

‎Daeng Manye menjelaskan, dari lima alokasi utama APBD Perubahan, prioritas pertama untuk kesehatan masyarakat miskin.

‎”Bagaimana kita memprioritaskan masyarakat miskin ekstrem dengan 47 persen di anggaran APBD Perubahan,” ucap Daeng Manye.

‎Daeng Manye menyampaikan sebanyak 74 ribu masyarakat saat ini mendapat BPJS gratis.

‎Sementara Rp1 miliar anggaran digelontorkan untuk BPJS Ketenagakerjaan.

‎”Mereka-mereka ini yang rawan terhadap kecelakaan, buruh, nelayan,” kata Daeng Manye.

‎Alokasi anggaran ini menurut Daeng Manye sudah sangat proporsional di tengah kondisi kebijakan anggaran nasional saat ini.

‎”Pada saat yang sama, kita meletakkan pondasi-pondasi untuk lebih baik ke depan,” katanya.

Pos terkait