MANIS DARI HUTAN: UNHAS Gelar Workshop Produk Lebah Madu di KHDTK Maros

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

SULSELBERITA.COM. Maros – Sabtu, 12 Juli 2025* Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (UNHAS) menggelar workshop bertajuk “Manis dari Hutan: Inovasi Produk Lebah Madu di KHDTK Maros” dalam rangka Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK). Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, dan melibatkan dosen, mahasiswa, serta masyarakat kelompok tani setempat.

Workshop ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan potensi madu hutan dan madu lebah trigona sebagai produk unggulan yang bernilai ekonomis dan ekologis. Selain menjadi sumber pendapatan masyarakat, madu dari hutan alam dan trigona juga memiliki nilai konservasi tinggi karena bergantung pada kelestarian ekosistem hutan.

Bacaan Lainnya
Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Ketua program, Dr. Ir. Sitti Nuraeni, MP., menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi UNHAS dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDGs 15 (Menjaga Ekosistem Daratan).

“Kami ingin menguatkan kapasitas masyarakat dalam mengolah dan memasarkan madu alami secara berkelanjutan, tanpa merusak habitat lebah. Ini adalah upaya kecil yang berdampak besar bagi ekosistem dan ekonomi lokal,” ujar Dr. Sitti Nuraeni.

Sebagai narasumber utama, hadir Prof. Dr. Ir. Budiaman, MP., guru besar kehutanan dan ahli lebah UNHAS. Dalam sesi pemaparannya, beliau menjelaskan teknik budidaya lebah trigona, pemanenan madu yang baik, serta pentingnya menjaga kualitas dan kebersihan dalam pengemasan produk.

“Lebah tidak hanya memberi kita madu, tapi juga menjaga kelangsungan penyerbukan dan keanekaragaman hayati. Pelestarian lebah berarti menjaga keberlanjutan hutan dan pangan kita,” tegas Prof. Budiaman.

Kegiatan ini juga melibatkan Pak Husain, ketua kelompok tani, yang menyambut baik kehadiran tim UNHAS.

“Kami sangat terbantu. Dulu kami panen madu secara tradisional tanpa tahu teknik yang benar. Sekarang kami belajar bagaimana cara mengembangkan usaha madu dengan cara yang ramah lingkungan dan bernilai jual tinggi,” ujar Pak Husain.

Workshop ini mengajak peserta untuk mulai dari pengenalan jenis lebah, teknik perawatan koloni, hingga proses panen dan pengemasan. Masyarakat terlihat sangat antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Kegiatan ini menjadi bentuk nyata pengabdian UNHAS kepada masyarakat dan lingkungan, mengintegrasikan pengetahuan akademik dengan kearifan lokal. Tim PPUPIK berharap produk madu dari KHDTK Maros ke depan bisa dikenal luas sebagai produk unggulan yang manis, alami, dan berkelanjutan.

Pos terkait