SULSELBERITA.COM. Dunia digital tumbuh pesat, namun di balik kemudahan teknologi, mengintai ancaman besar: kejahatan siber. Di sinilah peran media menjadi sangat krusial — bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam edukasi dan perlindungan publik.
Syadir Ali, seorang jurnalis sekaligus aktivis literasi digital, menegaskan bahwa media hari ini memiliki dua pilihan: diam dan ikut membiarkan kejahatan digital menjalar, atau bersuara lantang menyuarakan kebenaran.
“Banyak masyarakat tertipu karena tidak tahu. Media bisa jadi cahaya yang membuka mata mereka,” ujar Syadir
Misi Media Bukan Sekadar Berita
Media bukan hanya menyampaikan apa yang terjadi. Lebih dari itu, media bisa:
Menjadi penjaga moral digital
Mengedukasi publik soal bahaya aplikasi ilegal, investasi bodong, dan phising
Mengangkat suara korban agar tidak ada lagi yang tertipu
Menggandeng otoritas (polisi, OJK, Kominfo) dalam upaya pencegahan dan penindakan
Syadir menyebut kasus maraknya aplikasi ilegal seperti OMC yang membawa korban ribuan orang sebagai contoh nyata betapa informasi yang terlambat bisa fatal.
Seruan Jurnalis: Jangan Hanya Viral, Tapi Punya Nilai
"Jangan biarkan hanya konten lucu yang viral, tapi edukasi soal keamanan digital tenggelam. Kita sebagai jurnalis punya tanggung jawab moral," tegasnya.
Baginya, media bukan hanya alat cari klik dan trafik. Media adalah alat perjuangan.
Media Harus Belajar, Bukan Gagap Teknologi
Syadir juga mengajak para wartawan dan redaksi untuk terus belajar teknologi, termasuk soal enkripsi, kejahatan berbasis data pribadi, hingga cara kerja penipuan online.
“Kalau kita tidak paham cara kerja scam, bagaimana bisa memberitahu orang lain?”
Harapan untuk Generasi Muda dan Komunitas Digital
Syadir juga mengajak semua insan media, kreator konten, dan netizen untuk sama-sama membentuk ekosistem digital yang sehat. Bukan dengan menghujat korban, tapi dengan mengedukasi sebelum ada korban berikutnya.
"Kadang yang salah bukan masyarakat yang tertipu, tapi kita yang membiarkan mereka tidak tahu.”
Penutup
Perang melawan kejahatan siber tidak bisa dimenangkan sendirian.
Media memiliki senjata paling ampuh: informasi dan keberanian menyuarakan kebenaran.
Seperti pesan Syadir Ali:
“Jika kita tidak bicara, kejahatan akan bicara lebih keras. Dan saat itu terjadi, media sudah kehilangan maknanya.”
*redaksi