SULSELBERITA.COM. Takalar - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Takalar terus mengoptimalkan pembinaan keterampilan, salah satunya keterampilan rajut tali kur yang menghasilkan barang bernilai ekonomis berupa tas dan tempat tisu.
Salah seorang petugas pembina blok wanita, Hamdayani, mengatakan jika pembuatan tali kur dan wol maksimal dikerjakan tiga hari. Waktu untuk belajar tidak sulit dan memakan waktu jika lebih giat belajar. Begitupun dengan harganya bervariatif.
"Harga jualnya bervariatif, untuk tas kisaran kecil Rp75 ribu sampai Rp500 ribu, jika pesanan tas agak besar sesuai tali yang akan dibutuhkan," kata Hamdayani.
Hamdayani berharap warga binaan bisa memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin selama menjalani hukuman karena semua ada hikmanya.
"Meski opini masyarakat di luar sana mengaggap negatif. Namun mereka adalah orang hebat yang mendapatkan kesempatan untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang dan lebih produktif setelah bebas," jelas Hamdayani.
"Semoga dengan kegiatan kerja selama mereka menjadi WBP mereka lebih memahami apa arti hidup yang sesungguhnya dan menjadi manusia produktif," Hamdayani menambahkan.
Sejalan Kepala Lapas Takalar, Ashari, berharap melalui program pembinaan keterampilan warga binaan punya bekal saat bebas nanti.
"Kami berharap warga binaan bisa memanfaatkan waktunya sebaik mungkin melalui kegiatan positif saat menjalani masa pembinaan di Lapas ini, sebab itu akan jadi bekal bermanfaat saat mereka bebas nanti," pungkas Ashari.