Opini : Implementasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah(PBL)

54

Oleh : Nuraeni,SE ( Guru ekonomi sman 1 Takalar )

SULSELBERITA.COM.. Dalam dunia Pendidikan saat ini, Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah telah menjadi metode yang populer dan efektif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pemikiran kritis pada siswa.

Advertisement

Pendekatan ini melibatkan siswa secara aktif dalam menyelesaikan masalah dunia nyata, mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong pemahaman mendalam.

Profil Pelajar Pancasila berdasarkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara dinilai masih berlaku untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini.

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membimbing potensi alami yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.Enam dimensi adalah:

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, Profil Pelajar Pancasila) Bergotong-royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, dan 6) Kreatif.

Keenam dimensi ini tidak dapat dipisahkan dan harus dilihat sebagai satu kesatuan.

Jika salah satu dimensi hilang, maka profil tidak akan memiliki makna semangat memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan berpikir dengan bebas, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan moralitas manusia, pada akhirnya menjadi tema utama kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

A.Konsep Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan didasarkan pada pemecahan masalah nyata.

Dalam PBL, siswa diberikan tantangan atau masalah yang kompleks, yang memerlukan penelitian, analisis, dan pemecahan masalah yang kreatif.

Mereka bekerja secara kolaboratif dalam kelompok untuk mengidentifikasi informasi yang relevan, mengembangkan strategi penyelesaian masalah, dan mempresentasikan solusi mereka.

PBL menekankan pada pembelajaran berarti dan kontekstual, di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah.

Dalam prosesnya, mereka mengembangkan keterampilan kritis, pemikiran analitis, kerja tim, dan pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam situasi kehidupan nyata.

B.Bagaimana Problem Based Learning Bekerja?

Dalam PBL, siswa terlibat dalam serangkaian langkah-langkah yang terstruktur untuk memecahkan masalah. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam metode PBL:

1. Identifikasi masalah: Siswa diberikan sebuah masalah kompleks yang mewakili situasi dunia nyata yang relevan dengan materi pelajaran.

2. Menganalisis masalah: Siswa mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan masalah tersebut, mengumpulkan informasi, dan memahami konteks masalah.

3. Mengembangkan pertanyaan: Siswa merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk memahami lebih dalam masalah yang ada.

4. Penelitian dan eksplorasi: Siswa melakukan penelitian mandiri untuk mencari informasi yang dibutuhkan guna menjawab pertanyaan mereka dan memecahkan masalah.

5. Analisis dan sintesis: Siswa menganalisis data yang mereka kumpulkan, menyintesis informasi, dan menghubungkan konsep-konsep yang relevan.

6. Merumuskan solusi: Siswa menghasilkan solusi kreatif dan inovatif untuk masalah yang mereka hadapi.

7. Presentasi dan refleksi: Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka kepada kelompok atau kelas, berbagi pemikiran dan solusi, serta merefleksikan proses pembelajaran mereka.

Melalui langkah-langkah ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan faktual, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah yang esensial untuk sukses di dunia nyata.

C.Manfaat Problem Based Learning
Pendekatan PBL menawarkan sejumlah manfaat penting bagi siswa. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari metode ini:

1. Pemahaman Mendalam: PBL memungkinkan siswa untuk memahami materi pelajaran secara lebih mendalam karena mereka terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah nyata. Mereka mengembangkan pemahaman yang kokoh tentang konsep-konsep dan hubungan antar disiplin ilmu.

2. Keterampilan Pemecahan Masalah: PBL membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang kritis dan kreatif. Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi relevan, menganalisis data, dan merumuskan solusi yang efektif.

3. Pemikiran Kritis: Dalam PBL, siswa diajak untuk berpikir secara kritis dan analitis. Mereka belajar untuk mengevaluasi informasi, menyusun argumen yang kuat, dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang logis.

4. Kolaborasi dan Komunikasi: PBL mempromosikan kolaborasi dan komunikasi antar siswa. Melalui kerja kelompok, mereka belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, berbagi ide, dan bekerja secara efektif dalam tim.

5. Motivasi dan Keterlibatan: PBL meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Karena mereka terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang menarik, siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan minat yang lebih dalam terhadap materi pelajaran.

D.Implementasi Problem Based Learning dalam Konteks Pendidikan
Implementasi PBL membutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam mengimplementasikan PBL dalam konteks pendidikan:

1. Identifikasi tujuan pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan PBL. Pastikan tujuan tersebut sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.

2. Desain skenario masalah: Buat skenario masalah yang menarik dan relevan untuk siswa. Pastikan masalah tersebut menantang, tetapi masih dapat diatasi oleh siswa.

3. Pembentukan kelompok: Bentuk kelompok kecil yang heterogen untuk bekerja bersama dalam menyelesaikan masalah. Pastikan setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas.

4. Sumber daya dan bahan pembelajaran: Sedikan sumber daya dan bahan pembelajaran yang relevan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah. Sumber daya ini dapat berupa buku, artikel, video, atau bahan referensi lainnya.

5. Pemandu pembelajaran: Berperan sebagai pemandu atau fasilitator dalam proses PBL. Bantu siswa dalam merumuskan pertanyaan, mengarahkan penelitian mereka, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

6. Evaluasi dan refleksi: Evaluasi kemajuan siswa selama proses PBL dan berikan umpan balik yang relevan. Selain itu, berikan waktu untuk refleksi dan diskusi mengenai pengalaman belajar mereka.
Dengan implementasi yang tepat, PBL dapat menjadi metode yang efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran.

E.Tantangan dalam Menggunakan Problem Based Learning

Meskipun PBL menawarkan banyak manfaat, ada juga beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengimplementasikannya. Beberapa tantangan umum termasuk:

1. Waktu: Implementasi PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk merancang skenario masalah, mengoordinasi kelompok, dan memberikan umpan balik kepada siswa. PBL mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama daripada metode pengajaran tradisional.

pelajaran.

E.Tantangan dalam Menggunakan Problem Based Learning
Meskipun PBL menawarkan banyak manfaat, ada juga beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengimplementasikannya. Beberapa tantangan umum termasuk:

1. Waktu: Implementasi PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk merancang skenario masalah, mengoordinasi kelompok, dan memberikan umpan balik kepada siswa. PBL mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama daripada metode pengajaran tradisional.

2. Penyesuaian kurikulum: PBL membutuhkan penyesuaian kurikulum untuk mengintegrasikan masalah dunia nyata dalam pembelajaran. Ini mungkin memerlukan kerjasama dengan staf pengajar dan penyesuaian rencana pelajaran.

3. Pengembangan keterampilan pemandu: Guru atau fasilitator perlu mengembangkan keterampilan pemandu yang baik untuk mengarahkan siswa dalam proses PBL. Ini melibatkan kemampuan mendengarkan, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan memberikan dukungan yang tepat kepada siswa.

4. Evaluasi yang holistik: Evaluasi dalam PBL tidak hanya terfokus pada hasil akhir, tetapi juga melibatkan evaluasi terhadap proses dan keterlibatan siswa. Diperlukan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur pemahaman dan keterampilan yang dikembangkan oleh siswa.

Meskipun tantangan ini ada, dengan perencanaan yang baik dan komitmen untuk meningkatkan pembelajaran, PBL dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
Kesimpulan

Dengan mengadopsi pendekatan PBL, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah yang esensial untuk masa depan mereka.

Dalam kesimpulannya, Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan kritis siswa. Dengan melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dunia nyata, PBL memberikan pengalaman pembelajaran yang berarti dan relevan. Sebagai guru atau tenaga pengajar, Anda memiliki peran penting dalam mendukung implementasi PBL dan membantu siswa mencapai potensi penuh mereka sebagai pembelajar aktif dan berpikiran kritis.
Daftar Pustaka
https://guruinovatif.id/2023.
https://jurnalcerdik.ub.id
https://pasla.jambiprov.go.id/