Ketua DPD AWPI Sulsel Kecam Tindakan Arogansi Oknum Kades Majannang yang Diduga Memukul Perawat

90

SULSELBERITA.COM. Gowa, — Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia AWPI Provinsi Sulsel, “Angkat bicara, terkait salah satu kader Hipma Gowa yang kini mengalami tindakan kekerasan Oknum kepala desa (kades) saat lagi bertugas.

Insiden tersebut berupa pemukulan yang dilakukan oleh oknum kepala Desa Majannang Kec. Parigi kab Gowa, kini menuai sorotan dan perbincangan publik.

Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Prov Sulsel, Haryadi talli sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Kades Parigi tersebut dengan melakukan pemukukan kepada seorang perawat wanita di puskesmas parigi, menurut Haryadi Talli, “bahwa kelakuan kades tersebut sudah tidak beretika yang seogianya membangun komunikasi yang baik dan memberikan pemahaman binaan bagi masyarakat, justru kini menampilkan tindakan arogansi kepada warga masyarakatnya sendiri. Senin 13 September 2021.

kronologis :
Kejadian tersebut terjadi pada Hari Minggu tanggal 22 Agustus 2021 tepatnya malam senin 19:56 di Puskesmas Parigi di ruang UGD, sang anak diantar oleh Ibu Kepala Desa Majannang dan Pak Desa sendiri, untuk melakukan pemeriksaan atas penyakit sesak nafas yang di alami anak kepala Desa berumur 17 tahun. Sementara penindakan perawat sesuai prosedur, dengan cara Tensi darah untuk penindakan selanjutnya, dan setelah di tensi oleh perawat inisial “R”, perawat “R” menyimpang tensi di meja, tiba-tiba pak Desa turun dari tempat tidur minta O2 (Oksigen) dan berteriak “MANA O2” untuk di pasang terhadap sang anak, tapi O2 di Ugd lagi kosong, sementara persiapan tabung (O2) di Puskesmas ada 4 tabung, dua tabung sementara perjalanan dari Sungguminasa menuju Puskesmas Parigi, tabung satunya sementara di pakai merujuk pasien sesak ke Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa, setelah Pak Desa Majannang minta O2 langsung menendang kursi plastik dan sontak memukul perawat inisial “R” kepala bagian belakang dan tersungkur beruntung perawat  tersebut berhasil lari keluar dari ruangan UGD  karena pak Desa masih berteriak mengusir keluar (ASSULUKKO) kemudian lari bersembunyi bersama 2 teman sejawatnya (Bidan) ke rumah seniornya mengamankan diri karena di buruh oleh pak Desa (Supardi Lantara) (Kutipan rilis)

Lanjut haryadi ,menurutnya pemukulan itu sangat tidak manusiawi. Apalagi dilakukan seorang (Kades) yang seharusnya jadi pelayan dan masyarakat.

Ketua AWPI Prov Sulsel berharap agar kasus penganiayaan/Pemukukan tersebut di proses secara Hukum yang berlaku. (*/)