Terkait, Aberia Penerima PKH, Koordinator PKH Kota Kendari: itu Manuasiawi dan Sudah Kami Atasi

99

SULSELBERITA.COM.Kendari, Sulawesi Tenggara – Dinas Sosial Kota Kendari, baru baru ini diperhadapakan persoalan terkait adanya Oknum Pendamping PKH yang diduga lalai dan hilaf dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.

Dimana sebelumnya ibu Aberia salah satu Penerima PKH diduga mendapatakan perlakuan kurang baik, namun terkait dengan persoalan itu Kordinator PKH” Jasman ” mengatakan itu hal yang manuasiawi, berhubung pada saat itu anggotanya sedang menyelesaikan tugas lainya di kantor ” jadi terbawa rasa capek”sehingga kurang siap ketika dihadapakan dengan Ibu Aberia saat hendak mempertanyakan haknya selaku penerima PKH. sehingga terjadi miskomunikasi.ungkap Koordinator PKH ” Jasman.

Advertisement

Dirinya juga mengakui bahwa apa yang diberitakan sebelumnya memang tidak pantas tapi perlu kita garis bawahi, bahwa kita ini Manusia biasa tidak luput dari kesalahan,

” Bahwa kami juga telah menegur dan melakukan pembinaan terhadap pendamping yang bersangkutan untuk lebih sabar dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat penerima Program Keluarga Harapan ( PKH ) ke depannya

Jasman, menambahkan namun demikian terkait ibu Aberia sudah kami rekomendasikan ke kementrian dan info terakhir juga pak wali kota kendari( Zulkarnain ) telah mengetahui persoalan itu dan sedang diupayakan secepatnya agar kiranya ibu Aberia dan lainya ditahap ini bisa menerima dana Bantuan Program Keluarga Harapan ( PKH ) tersebut.

Masih Jasman, saat dikonfirmasi disela sela Konfrensi pers dengan beberapa media dan beberapa Aktivis, Senin 18 Januari 2021

” saya juga sudah menyampaikan ke kepada Kabid Linjamsos Pak Saldy.” terkait adanya anggota saya yang lalai dan hilaf. dirinya juga menyesalkan serta meminta maaf atas kejadian tersebut dan iya juga mengatakan bahwa sudah kami lakukan teguran kepada bawahanya tersebut.

Sementara itu salah satu Tokoh Masyarakat Kota Kendari, yang namanya belum mau dimediakan pun ikut memberikan penjelasan bahwa
Manusia Makhluk Tuhan yang Selalu Berbuat Kesalahan

Jadi menurutnya, Memang diakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan. Artinya bila manusia salah adalah hal yang biasa. Namun demikian, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran maka kita dituntut untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Sehingga tidak terperosok dalam dalam lubang yang sama. Begitulah kira-kira ukuran standar hidup manusia.

Dalam kehidupan ini, siapa yang tidak pernah salah. Setiap manusia, bahkan sampai nabi pun pernah membuat kesalahan. Sebab apabila manusia tidak berbuat salah sudah dapat dikatergorikan makhluk yang seperti ini bukan lagi manusia tetapi sudah dapat dikategori malaikat.

Pertanyaan kita adalah kenapa manusia tidak luput dari kesalahan? Jawabannya adalah karena manusia memiliki komponen utama yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lain yaitu Akal dan hawa nafsu.

Melalui akal yang dimilikinya, manusia dituntut berpikir untuk menata kehidupan ke arah yang lebih baik, dan selalu menjaga keharmonisan hidup. Termasuk di dalamnya berbuat sesuatu atau bekerja untuk menjaga dirinya selalu dapat hidup. Ketika kehidupan sudah diperolehnya, tak jarang mereka dirasuki keinginan yang lebih besar lagi. Keinginan yang seperti ini diyakini muncul karena adanya hawa nafsu. Sehingga terkdang, karena terlalu sering mengikuti hawa nafsunya mereka hilang akal sehat.

Nah, ketika manusia tidak mampu lagi mengendalikan hawa nafsunya maka muncullah berbagai masalah. Mereka yang seperti ini selalu memanfaatkan akal pikirannya untuk mencapai hawa nafsunya. Dan, ketika hidup manusia sudah diatur oleh hawa nafsu, maka hal ini paling sulit untuk dihentikan.

Masih ia. Hal inilah yang menyebabkan manusia sebagai makhluk Tuhan selalu berbuat kesalahan. Namun, itu akan terminimalisir bila hawa nafsu dikendalikan oleh akal sehat manusia.

Pemikiran-pemikiran yang kita berikan yang secara normal sesuai dengan akal pikiran yang sehat terkadang tidak akan ampuh lagi. Apalagi, akal pikiran yang sudah dikendali oleh hawa nafsunya itu cenderung membawa kenikmatan kepada mereka. Karena itu, mereka tidak peduli apa-apa lagi kecuali mengikuti semua hawa nafsunya yang pada umumnya bertentangan dengan harmonisasi hidup di dunia ini.Ujarnya saat dimintai memberikan penjelasan.

|| Laporan Perwakilan Sulawesi Tenggara

( HNR ANDRI )