SULSELBERITA.COM. Gowa, — Beranjak dari panggilan nurani, ribuan masyarakat kabupaten Gowa mulai menyatakan sikap dalam konteks pemilihan calon kepala daerah kabupaten Gowa tahun 2020.
Pilkada yang menyajikan pasangan calon tunggal kali ini ternyata bukan tanpa lawan, melainkan pasangan calon tunggal yang harus bertarung melawan suara sebagian kalangan masyarakat.
Hal ini terlihat dari banyaknya baliho baliho bertuliskan “COBLOS KOTAK KOSONG, SELMAYKAN DEMOKRASI DI KABUPATEN GOWA,” yang berdiri kokoh di berbagai titik strategis di kecamatan Somba Opu Gowa.
Dari hasil penelusuran jurnalis media ini, Kamis 26 November 2020, belasan Baliho dengan tulisan yang sama menghiasi berbagai titik, salah satunya di perempatan Jln.Tumanurun dengan Jln.Mesjid Raya.
Baliho berukuran 2X3 meter terpasang jelas di pojok jalan yang juga merupakan lokasi yang berdekatan dengan kantor Bupati, Gedung Olah Raga, Dinas Perdagangan, kantor Satpol PP, dan berbagai instansi pemerintahan di Gowa.
Salah satu warga yang yang sempat ditemui di lokasi terpasangnya Baliho ini mengungkapkan, selama ini dirinya banyak mendengar tentang Kolom Kosong yang dikenal dengan sebutan KOKO, namun beberapa hari terakhir ini dia mengaku telah banyak melihat Baliho Baliho yang menampilkan tentang KOKO ini sendiri.
Sementara Pangeran “sapaan akrab salah satu relawan KOKO” mengungkapkan, berkat partisipasi masyarakat dan para relawan, Baliho KOKO bisa menghiasi seluruh kecamatan di kabupaten Gowa.
Bukan hanya Baliho, sekarang para relawanpun telah menggunakan baju seragam bertuliskan Kolom Kosong untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilihnya KOKO dalam Pilkada Gowa 2020 ini.
Jadi, kami telah menyebar Baliho KOKO ini di 18 kecamatan, serta mencetak baju seragam untuk ratusan relawan dengan tujuan mempermudah sosialisasi ke masyarakat tentang hak dari KOKO ini sendiri dalam Pilkada kali ini, ungkapnya.
Selama ini masyarakat banyak di bohongi melalui media sosial tentang apa itu KOKO, salah satunya dengan pernyatan pendukung KOKO itu Otak Kosong, na menjawab semua itu kami berinisiatif untuk pengadaan baju dan baliho KOKO, tujuannya agar masyarakat tau bahwa dalam pilkada kali ini KOKO itu ada, dan pemegang pemerintahan saat KOKO memenangkan Pilkada ini ada, tambahnya.
Merujuk pada biaya atau dana yang kami gunakan, itu semua hasil penggalangan dana teman teman relawan yang dibantu oleh berbagai kalangan masyarakat, jadi sumber dananya ya murni dari sumbangan masyarakat dan relawan, jelas Pangeran.