Silaturrahmi Ilmuwan Muda Kelas Dunia Peduli Covid 19 Tabagsel Respon Masyarakat Terhadap Obat Biofar SS TEMUAN MUHAMMAD JA’FAR HASIBUAN

128

SULSELBERITA.COM. Tulisan ini adalah jurnal international mengungkapkan Sosialisasi dan Silaturrahmi Peduli Covid 19 Warga Tapanuli Bagian Selatan Di Provinsi Ukatera Utara Bersama Ilmuwan Dunia semangat Muhammad Ja’far Hasibuan Pemuda Inspiratif Segudang Prestasi Dunia Tokoh Dunia Ilmuwan Kelas Dunia Dari Indonesia, penggunaan obat Biofar Shrim S, serta respon masyarakat.

Seperti telah diungkapkan di berbagai ribuan media lokal nasional dan international jurnal sebelumnya, Muhammad Ja’far Hasibuan, ilmuwan muda dunia asal Indonesia dan penemu obat kulit untuk manusia dan hewan, luar dan dalam menjadi trending topik media ketika tampil pada acara “Hitam Putih” Live Pukul 18.00 WIB Senin, 23 September 2019. Pada usia 27 tahun berhasil meraih Juara 1 Dunia Kalahkan 193 Negara medali emas pada kompetisi China Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) dan WIIPA Special Award World Invention Intelectual Property Association.

Ja’far telah meraih lebih dari 23 kali kejuaraan tingkat nasional, 2 Kali Kejuaran Asean 2 Kali Kejuaran Asia dan 2 kali tingkat internasional. Meski meraih berbagai pengharagaan, ia tidak puas hanya di situ. Ia juga memiliki semangat mengabdi kepada masyarakat. Pada hari Minggu, penulis bersama Ja’far Hasibuan Tokoh Ilmuwan Dunia berangkat ke Desa Sibulele Kecamatan Angkola Muara Tais Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, bersama Adi Idzat Harahap SP Team Kreatif CV.Biofar SS KORDINATOR UKM TABAGSEL merangkap Ketua Panitia, seorang Tokoh Masyarakat Kecamatan Angkola Muara Tais. Kedatangan kami disambut positif oleh Masyarakat Desa Sibulele. Hadir di sana Kepala Desa Sibulele, Ghazali Siregar serta penduduk Desa, baik dari kalangan anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak.

Muhammad Ja’far Hasibuan memperkenalkan dirinya sebagai ilmuwan dunia yang siap membantu masyarakat dari hasil temuannya, terutama di bidang kesehatan. Terkait dengan obat Biofar Shrimp, ia menjelaskan tentang beberapa bahan yang perlu dipersipkan, cara penggunaan, serta sejumlah penyakit yang sudah jutaan dapat disembuhkan sebelumnya. Yang perlu dipersiapkan dalam pemakaian obat Biofar Shrim S, yaitu 1) siapkan alkohoi 70-95 %, 2) kapas, sarung tangan karet atau kassa, 3) mangkok atau lumpang yang berisi air panas, 4) sendok makan/gelas kecil, dan 5) ambil obat Biofar Shrim Skincare. Selanjutnya, agar tidak salah dalam penngunaannya, langkah-langkah penggunaan obat Biofar Shrim Scincare, yaitu 1) bersihkan luka dengan alkohol menggunakan kapas, 2) masukkan obat Biofar Shrim Scincare ke dalam mangkok secukupnya, dan larutkan sampai larut dengan sedikit air panas untuk menghancurkan Biofar bentuk kental/cair, 3) oleskan obat Biofar Shrim Scincare menggunakan sarung tangan medis ke dalam luka sampai merata, 4) bilas dengan air pas sampai bersih, dan bisa juga dibiarkan sampai mengering atau mengeras seperti abu (paling lama 3 jam) praktekkan pada pagi hari, 5) lakukan pengobatan dengan teratur sekali dalam seminggu, 6) selama memakai obat, dilarang untuk mengonsumsi olahan makalan laut, 7) praktekkan di saat pagi hari, saat waktu libur.

Menurut penelitiannya, obat Biofar Shrimp S dapat menyembuhkan jutaan berbagai macam penyakit, di antaranya eksim, gigi kronis berlubang, sariawan, luka diabetes, tertusuk duri, luka kena benda tajam, scabies, hamur kulit menahun, panu, kudis, kurap, jamur kulit di kepala, terkena gigitan serangga, gatal alergi kulit, prurigo, folikulitus, dermatosis, pityriasis alba, vitiligo, miliaria, bisul, dan bercak merah. Bila dilihat dari berbagai jenis penyakit yang dapat disembuhkan menunjukkan bahwa obat Biofar Shrimp S sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia khusus, dan manusia dan hewan secara keseluruhan.

Dilihat dari respon masyarakat, Ghazali Siregar, Kepala Desa Sibulele, menjelaskan:
“Kami sangat bertrimakasih atas kedatangan Pak Muhammad Ja’far Hasibuan di desa Kami, warga kami yang sakit kulit menahun dapat diatasi dengan obat Biofar Shrimp S yang ditemukan Pak Muhammad Ja’far Hasibuan, yang sangat peduli kepada Kami dengan Pandemi Covid 19, harapan ke depan terus terjalin komunikasi warga Sibulele dengan Bapak Ja’far hasibuan. Kami sangat terinspirasi dengan kedatangan Pak Ja’far, dengan segudang prestasi dunia dan memang asli putra Tabagsel. Warga kami dapat terobati penyakit kulitnya dengan kedatangan pak Ja’far Hasibuan. Kami berharap pak Ja’far terus berjuang dan sukses.

Selanjutnya terhadap pasien yang diobati, Sahminan Lubis, warga Desa Sibulele menjelaskan, “Ketika saya menggunakan obat ini, terasa gatal sekali, kenapa seperti itu Pak Ja’far?” Ja’far menjawab, “itu dikarenakan reaksi obatnya lagi berproses, dan tunggu sampai tiga jam, obatnya akan menjadi seperti abu terkelupas sebagai pertanda obatnya tidak lagi bereaksi, dan insyaAlloh penyakitnya akan sembuh.” Demikian juga halnya pasien berikutnya, Wahidin Siregar, Warga Desa Sibulele, mengatakan hal yang sama. Ia berharap agar Pak Ja’far sudi kirinya mengirimkan obat ke Desa Sibulele secara gratis, karena kondisi ekonomi masyarakat Sibulele yang lemah. Pak Wahidin Siregar juga mengucapkan terimakasih atas kedatangan Pak Ja’far ke Desa Sibulele, karena atas kedatangannya semoga banyak warga yang sembuh dari penyakit kulit. Ketika penulis bertanya kepada Salah satu Tokoh Masyarakat Kecamatan Angkola Muara Tais, Adi Idcat Harahap, ia menjelaskan:

“kita mengharapkan masyarakat Tapanuli Bagian Selatan (Paluta,Palas,Madina,Kota Sidimpuan DannTapsel) yang sebentar lagi di resmikan jadi Provinsi Baru Provinsi Sumatera Tenggara perlu merespon kedatangan Pak Ja’far Hasibuan, karena obat Biofar Shrim S sangat dibutuhkan terutama bagi warga pegunungan tabagsel yang berpenyakit kulit. Kita harus memberikan dukungan penuh kepada Pak Ilmuwan Muhammad Ja’far Hasibuan Asal dari Tabagsel ini agar semakin sukses melakukan penelitian di bidang kesehatan.”

Penulis artikel ini, Dr. Zainal Efendi Hasibuan, MA (Ketua yayasan Baitul Hikmah al-Zain dan Dosen Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan), juga diminta Ja’far Hasibuan memberikan tanggapan tentang dirinya dan temuanya. Penulis menjelaskan:

“orang seperti Pak Muhammad Ja’far Hasibuan perlu direspon oleh berbagai kalangan masyarakat, baik pejabat pemerintahan, tenaga pendidik, tokoh masyarakat. Pak Ja’far sangat dibutuhkan di lembaga Pendidikan Islam seperti Madrasah dan Pesantren. Terutama menjadi motivasi bagi santri atau siswa untuk gigih mempelajari atau mengkaji pengobatan dari berbagai referensi Islam, seperti al-Qur`an dan Hadis, yang di dalamnya terdapat isyarat ilmu pengetahuan, terkhusus di bidang pengobatan. Kelemahan umat Islam adalah dari segi metodologi, untuk manggali isyarat ilmu pengetahuan yang terdapat dalam al-Qur`an dan Hadis. Kehadiran Pak Ja’far diharapkan menjadi contoh bagaimana seharusnya seorang santri, siswa, dan mahasiswa mampu mempelajari ilmu sains meskipun berlatar belakang santri, alumni dari pondok pesantren di Tapanuli Selatan.
Temuan Muhammad Ja’far Hasibuan sangat bermanfaat bagi masyarakat sebagai alternatif untuk menyembuhkan penyakit kulit manusia dan hewan luar dan dalam. Muhammad Ja’far Hasibuan adalah pemuda inspiratif, yang menginspirasi generasi muda Indonesia, bekerja keras, produktif, semangat dalam menggali ilmu pengetahuan. Sesuai dengan moto, “menggali potensi terkubur, mengkaji edukasi terstruktur.” Temuan Muhammad Ja’far Hasibuan diharapkan mendapat respon dari masyarakat, pemerintah, dengan memberikan modal membuka laboratorium Ja’far, agar ia menyumbang yang terbaik terhadap nama baik bangsa dan negara Republik Indonesia di dunia internasional.