Sebuah Cinta Yang Rumit

378

SULSELBERITA.COM – Dalam sebuah perjalanan hidup terkadang pelajaran mencintai diri sendiri sangatlah penting. Mencintai diri sendiri begitu terasa kehangatan didalamnya, ketika ku anggap semua yang datang menghampiri dan menjanjikan secebis kasih untuk kusandarkan ke dalam lubuk hati namun pada akhirnya semua seakan akan memberi harapan yang tak seharusnya itu terjadi.

Itulah cinta yang menawarkan segelintir kisah yang dimana selalu membawa kita kedalam fase pendewasaan dan dalam fase pendewasaan itulah sebuah cinta harus memberikan sebuah instruksi bahwa cinta serumit itu.

Advertisement

Sebegitu rumitkah kau,wahai Cinta. Kupenjamkan mata dan kemudian melihat dunia bahwa cinta yang tak semestinya harus bersandar pada kegagalan. Mungkin bagi semua orang mencintai semudah itu mencintai segampang itu, tapi tidak dengan ku karena mencintai sesulit yang tak mereka pikirkan.

Kehidupan terus berlanjut semua orang pasti akan merasakan kehilangan dan perpisahan namun itu semua ketika dua insan tak memiliki rasa kepercayaan dalam diri nya untuk selalu mempertahankan keadaan yang terjadi.
Menjadi pribadi yang bijaksana itu tidaklah mudah.

Semua butuh proses dalam menyikapi berbagai hal yang sedang terjadi karena ketika memilih untuk beranjak memastikan arti sebuah kehidupan, Maka sosok yang baik akan datang menghampiri meski semua menjadi problematika kehidupan. Perubahan demi perubahan telah terjadi menjadi kesatuan dalam sebuah kalimat yang tak berarti untuk di sempurnakan dengan berbagai peristiwa demi peristiwa yang menghampiri keresahan, Dinamika kehidupan yang tak semestinya menjadi sebuah dilema dalam setiap gelapnya malam yang menyingsing untuk tetap direnungkan bersama segelintir kehidupan yang tak semestinya semua harus menjadi prioritas dan problematika bagi diri sendiri. Karna semua itu butuh proses.

Di setiap langkah kaki beranjak untuk menemukan sebuah keharusan. Ketika itu pula aku harus menerima kenyataan bahwa semua yang datang akan pergi tanpa rencana. Karena sebuah cinta sejati tidak memiliki akhir .

“Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu. Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah. Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.”Prof. Quraish Shihab. Karena apapun yang terjadi hamparkan lah sajadah mu.

Mungkin bagimu aku bukanlah rumah yang Nyaman. Apakah iya semesta sedang bercanda? Mungkin tidak demikian, Karena kini kamu hanya orang Asing yang pernah datang di satu ingatan.

Pulanglah, Kamu salah Rumah !

Penulis : Andi Akidah
(Exactone 2015 SMAN 9 Sinjai)

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis *