Ayo Bersatu Peduli kepada Mereka Terdampak Covid-19

277

SULSELBERITA.COM. – covid-19 telah menghantam banyak aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Selain mereka yang terjangkit, pengaruh paling signifikan adalah kerugian ekonomi yang diderita oleh para pekerja sektor informal karena mereka terpaksa berhenti atau omzet yang berkurang akibat para konsumen menahan diri untuk keluar rumah. Sementara di sisi lain, kebutuhan harian dasar tak dapat ditunda.

Kelompok pekerja informal ini biasanya masuk kategori rentan miskin atau miskin. Beberapa di antaranya yang rentan miskin telah jatuh miskin dan yang miskin semakin menderita. Mereka kebingungan memenuhi kebutuhan dasar harian rumah tangganya. Dalam situasi normal, ketika terjadi bencana yang sifatnya pribadi, seperti sakit, kecelakaan atau musibah lainnya datang, keluarga atau komunitas memberi dukungan agar korban cepat pulih. Namun dalam situasi ketika semua orang terkena bencana, keluarga atau komunitas dari kelompok sosial ekonomi yang sama tidak mampu memberikan dukungan karena mereka juga mengalami persoalan yang sama. Janji bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah belum tahu kapan diberikan dan belum ada kepastian, apakah mereka masuk kelompok penerima karena ketidakakuratan data.

Advertisement

Kita tak dapat mengharapkan pemerintah menyelesaikan semua hal sementara rakyat hanya menuntut atau mengkritik. Sekalipun memiliki tanggung jawab paling besar, pemerintah juga tidak mampu menyelesaikan semua hal secara bersamaan. Pada saat seperti inilah kontribusi seluruh anggota masyarakat diperlukan agar krisis ini cepat berlalu. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bentuk seperti uang, barang, tenaga, pikiran, atau bahkan sekedar mematuhi anjuran untuk tinggal di rumah kecuali untuk hal-hal mendesak yang diperlukan.

Kepada kelompok paling terdampak inilah, mereka yang secara sosial ekonomi lebih mapan memiliki tanggung jawab untuk membantu. Sekalipun kelas menengah juga terdampak, namun persoalan yang oleh masyarakat kelas menengah bawah jauh lebih besar dan kompleks.. Berbagai persoalan ikutan muncul akibat penghasilan yang berhenti atau turun seperti pertengkaran rumah tangga. Anak-anak pun ikut menjadi korban dalam masalah yang sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa.

Dukungan sosial ekonomi akan memunculkan sikap tegar dan optimis bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi situasi sulit tersebut. Membantu mengubah cara pandang menjadi lebih positif dalam menghadapi masalah ini akan memunculkan solusi-solusi kreatif dan sikap mental yang lebih tahan banting dibandingkan ketika semuanya hanya dianggap sebagai bencana.

Di berbagai negara yang terdampak Covid-19, para dermawan telah memberikan sumbangan sebagai dukungan bagi penyelesaian pendemi ini. Ada orang yang menyubang untuk perlengkapan kesehatan. Yang lain mendonasikan hartanya untuk riset. Sejumlah kecil orang paling kaya di Indonesia secara publik telah mengumumkan donasinya untuk membantu mengatasi wabah ini. Namun, banyak orang dengan aset triliunan, yang seringkali menunjukkan gaya hidup mewah, belum menunjukkan kontribusinya, padahal mereka telah menikmati berkah ekonomi dari Indonesia.

Di antara sesama anggota masyarakat yang hidup di pedesaan, yang mana kehidupannya lebih komunal, memastikan bahwa setiap hari seluruh warganya terpenuhi kebutuhan dasar dengan saling memberikan bantuan membuat semuanya menjadi tenang. Mengontrol secara rutin kesehatan warga di tingkat RW atau RT dan melaporkan kepada petugas kesehatan jika ada warganya yang sakit akan membantu mengurangi penyebaran penyakit dan membuat penduduk merasa aman. Pada masyarakat urban, organisasi lokal dan lembaga pemerintahan dapat berperan sebagai mediator antara warga yang membutuhkan dan yang memberikan dukungan. Teknologi dapat membantu menjadi komunikasi antar berbagai pihak tersebut.

Organisasi keagamaan, LSM atau organisasi nirlaba lainnya juga dapat memberikan kontribusi besar. Jangan sampai mereka malah hanya terdiam saat dibutuhkan oleh banyak orang. Sebagai contoh, Nahdlatul Ulama telah menggerakkan para aktivisnya di seluruh tingkatan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. NU telah menyiapkan rumah sakit-rumah sakit miliknya untuk dimanfaatkan guna membantu para korban, memberikan panduan keagamaan dalam situasi pandemi, melakukan penyemprotan desinfektan, sosialisasi hidup sehat dan pencegahan Corona, serta sejumlah upaya lainnya. Organisasi nirlaba dapat menjembatani komunitas lokal dengan jejaring sosial lainnya.

Sektor komersial yang selama ini mencari keuntungan dari usahanya juga memiliki peran penting dengan tidak memanfaatkan situasi sulit guna memaksimalkan keuntungan dengan menjual produk atau jasa pada harga wajar. Mereka diharapkan memenuhi kewajibannya kepada karyawan secara penuh agar dapat melewati masa-masa sulit ini dengan baik.

Dalam level negara pun, sudah ada upaya untuk saling membantu. China yang telah berhasil memenangkan pertarungan dengan Covid-19 memberikan pengalamannya dalam penanganan virus ini. Sejumlah dokter atau tenaga medis serta peralatan dikirimkan ke negara lain yang terdampak pandemi Corona. Pertemuan darurat secara virtual para pemimpin negara yang tergabung dalam G-20 juga menyepakati komitmen untuk memerangi Covid-19, mencegah dampak negatif ekonomi global, menjaga rantai pasokan global, dan membantu negara miskin.

Berbagai inisiatif untuk saling membantu tersebut sudah muncul dalam berbagai tingkatan. Yang tak boleh dilupakan adalah tata kelola dalam menangani aksi-aksi baik ini. Jangan sampai bantuan dan niat baik ini kurang efektif memberikan dukungan kepada mereka yang memerlukannya karena manajemen pengelolaannya yang buruk. Transparansi dan akuntabilitas juga menjadi kemestian karena akan menumbuhkan kepercayaan kepada pengelola bantuan bahwa amanah yang mereka terima telah ditunaikan dengan tepat sesuai dengan maksud bantuan tersebut diberikan.

Para dokter, perawat, ahli kesehatan menjadi garda terdepan menangani para korban. Saatnya kita bahu-membahu saling memberikan dukungan seusai dengan kapasitas yang kita miliki agar penyakit ini cepat selesai. Dengan bekerja sama, beban berat menjadi lebih ringan dan lebih cepat diselesaikan.

Penulis Abu Yajid Al Hamidi
” Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Malang. “Abu Yajid Al Hamidi “.

“Tulisan tanggung jawab penuh penulis”