SULSELBERITA.COM. Papua - Kepala kampung Sawabum Distrik Arso III Kabupaten Keerom Papua menyatakan dirinya sudah bergabung dengan NKRI dan saat ini dirinya dipercayakan menjadiKepala Kampung. Saat dikonfrmasi dikediamannya Yustus Nafop yang pernah bergabung dengan kelompok TPN-OPM wilayah Mamta ini mengaku dirinya telah meninggalkan organisasi papua merdeka pimpinan Lambert Pekikir saat itu.
Sekian lama dirinya bergabung dengan kelompok TPN-OPM tidak ada artinya dibandingkan dengan pembangunan yang saat ini sangat maju di Kabupaten Keerom.
Lebih lanjut kata Yustus, bahwa situasi dan keadaan di Kabupaten Keerom saat ini kondusif, pembangunan sudah berjalan dengan baik, sehingga saya berharap masyarakat yang ada di kampung Sawabum dapat bekerjasama dengan pemerintah untukmembangun kampung yang lebih baik lagi.
“Kepada masyarakat saya yang ada di kampung Sawagum mari kita sama-sama bekerja demi masa depan generasi kitayang lebih baik lagi, kita bantu pemerintah untuk terwujudnya pembangunan di Kabupaten Keerom,” pintanya seraya menambahkan, kepada saudara-saudaranya masih berada di dalam hutan yang masih berpikir untuk berjuang Papua Merdeka bersama TPN-OPM agar kembali atau keluar dari dalam hutan, bergabung dengan kami untuk hidupyang lebih baik.
karena apa yang kita lakukan di dalam hutan hanya sia-sia dan tidak ada manfatnya bagi anak-anak dan genersasi penerus kita, sekian lama kita berjuang, hidup di hutan, keluarga diabaikan, lebih baik kita membangun kampung kita dan untuk masa depan anak-anak dan keluarga nantinya, terangnya.
Saat ini saya sudah hidup dengan baik bersama keluarga dan masyarakat di kampung Arso III, ini sudah menjadi tujuan hidup yang baik untuk kedepannya, dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada aparat keamanan baik itu TNI dan Polri yang telah banyak memberikan rasa aman dan nyaman kepada saya dan juga masyarakat Distrik Arso IV Kabupaten Keerom, dan semoga kita tetap menjalin silahturahmi yang baik.
Bagaimanapun juga, tindakan yang dilakukan Yustus Nafop jelas menunjukkan keberanian dan nasionalisme tinggi yang sebenarnya merupakan jati diri dari masyarakat Papua secara keseluruhan, sehingga tidak mengherankan langkah Yustus Nafob ini akan memicu masyarakat Papua yang masih tergabung dalam TPN-OPM untuk segera meninggalkan organisasi separatis tersebut, sehingga dengan berkurangnya atau tidak hadirnya OPM di tanah Papua, maka tuntutan yang selama ini disuarakan oleh kelompok penyokong separatisme di Papua semacam Veronica Koman dan sebagainya yaitu penarikan pasukan yang bukan organik di Papua dapat segera dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Langkah yang dilakukan Yustus Nafob jelas merupakan hasil perenungan atau kontemplasinya selama ini bahwa ternyata bergabung dengan TPN-OPM sangat merugikan dirinya, keluarganya, Papua bahkan Indonesia, dan fenomena ini juga menunjukkan bahwa “Papua adalah Indonesia dan Indonesia adalah Papua” mulai tersublimasi dalam relung pikiran masyarakat Papua yang tidak mabuk dengan propaganda dan agitasi yang juga masih masif dilakukan OPM bersama pendukungnya baik di Papua maupun luar Papua. Selamat bergabung saudaraku, Yustus Nafob. Indonesia bangga kepadamu.
Oleh : Bustaman al Rauf (Penulis adalah kolumnis dan reporter).