Selayar Kaya akan Destinasi Situs Cagar Budaya, BPPP Disarankan Berkantor di Selayar

606

SULSELBERITA.COM. Selayar - Berbagai keanekaragaman potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, Fadly Syarif, selaku pemerhati lingkkungan dan pariwisata, mencoba untuk memberikan ide, gagasan, dan sumbang saran, kepada jajaran Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) untuk bisa berkantor di Selayar.

"Selayar merupakan sebuah daerah gugusan kepulauan dengan hampir seperdua wilayahnya di kelilingi oleh hamparan lautan dan garis pantai yang membentang dari arah utara hingga arah selatan kota".

Advertisement

Dengan demikian, bukan sebuah hal yang berlebihan, jika suatu saat nanti, daerah penghasil jeruk manis ini, kemudian diposisikan, sebagai salah satu daerah basis pengembangan kawasan destinasi pariwisata bahari masa depan di semenanjung Kawasan Timur Indonesia (KTI), urai pria, jebolan SMA Muhammadiyah 3 Makassar itu, kepada awak media, Sabtu, (7/3/2020).

"Selayar memiliki hampir ratusan titik sebaran situs cagar budaya (SCB), berupa pemakaman tua, yang nyaris, tidak terawat dan sesungguhnya berpotensi untuk ditumbuh kembangkan sebagai kawasan wisata sejarah".

" Jika, Tanah Toraja mampu menyita perhatian wisatawan, baik lokal, regional, domestic, dan wisman, karena persoalan kepemilikan kawasan pemakaman nasraninya.

Mengapa Selayar, tidak mampu untuk menata dan menjadikan kawasan pemakaman tuanya, sebagai sebuah destinasi sejarah?"

Selayar tidak boleh kalah bersaing oleh Tana Toraja, masa iya, kita harus kalah, sebelum 'berperang', nggak bolehlah, tegasnya penuh optimis.

'Lanjut ia menguraikan, Selayar memiliki berbagai bangunan situs bersejarah diantaranya dua unit ex. Camp Jepang, sumur Belanda, beberapa bangunan Masjid tua, sebaran liang dan gua yang konon, nggak mungkin bisa digarap, karena dihuni oleh ular raksasa dan mahluk halus."

"Ini sebuah cerita nggak masuk akal dan logika".

*Artinya, bahwa, potensi sebarang liang dan gua ini, harus bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang bernilai komersil dan mampu untuk mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal"

Udah nggak zaman, masyarakat yang sudah susah, karena persoalan hasil bumi yang anjlok, kemudian, mereka masih harus dibebani dengan berbagai bentuk pungutan, pajak, dan restribusi".

"Masih untung, kalau hasil pajak masuk ke kas daerah, atau negara, kalau masuk kantong oknum pejabat?, kan bisa lebih parah lagi".

*Hal ini, nggak boleh dibiarin untuk terus berlangsung".

Oleh karena itu, kedepan, kita berharap agar bisa 'mendorong' dan menggandeng instansi tekhnis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) untuk sedapat mungkin bisa berkantor di Selayar.

"Ketika jajaran Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala sudah berkantor di Selayar, kita berharap bisa secara bertahap melakukan kegiatan identifikasi titik-titik sebaran situs pemakaman tua dan mulai bekerja melakukan upaya pemugaran".

Hal serupa juga bisa mulai kita lakukan untuk bangunan situs peninggalan bersejarah laiinya yang terdapat di Selayar.

Untuk tekhnisnya kita serahkan sepenuhnya kepada pihak BPPP. saya kira mereka itu sudab sangat mahir dan ahli dalam penanganan hal-hal seperti ini.

Kita berharap, hal ini bisa terbaca, dan kemudian, menjadi bahan pertimbangan bagi jajaran Pemerintah Pusat, serta para Wakil Rakyat, di gedung Parlement, MPR-RI dan DPR-RI, cetusnya. (Red)