5 Tahun Berjuang, Alimuddin Namba Akhirnya Sukses Kembangkan Kembali Udang Windu di Takalar

1050

SULSELBERITA.COM. Takalar - Udang windu adalah salah satu komoditas ekspor yang pernah berjaya di Sulawesi Selatan, termasuk di Kabupaten Takalar, namun sejak 20 tahun  yang lalu, produksi udang windu jatuh dan terpuruk karena berbagai masalah dan penyakit.

Para petambak pun akhirnya putus asa dan mulai meninggalkan budidaya udang windu tersebut, mereka  kini ala kadarnya saja membudidaya, kafena terkadang biaya modal lebih besar daripada hasil, bahkan ada petani tambak yang saat panen hanya mendapatkan 3 sampai 5 kilo saja, semwntara modal yang mereka keluarkan jauh diatas hasil panen.

Advertisement

Kondisi tersebut membuat salah seorang putra Daerah Takalar yang saat ini berkarir di Dinas Perikanan Kelautan Prop.Sulsel Alimuddin Namba, berpikir keras mencari solusi dan akar permasalahan yang membuat kondisi tersebut terjadi.

Dan sejak 5 tahun yang lalu, dirinyapun melakukan penelitian dan kajian, lalu sebuah jawaban atas permasalah  tersebut, kini dia dapatkan, lalu di uji coba dibeberapa tambak, dan hasilnya sangat luar biasa, bahkan banyak yang tidak percaya dengan hasil tersebut, namun fakta dilapangan telah berbicara.

Bagaimana tidak,, dari beberapa uji coba yang telah dilakukan, dari 40.000 ekor benih udang yang ditebar,, Dg Namba sukses memanen Udang windu sebanyak kurang lebih 500 kilogram (sais 30/kilo) untuk setengah hektar tambak yang digunakan membudidaya, dengan masa panen antara 70 sampai 80 hari saja, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa, dan nyaris tak bisa dipeecaya, karena 20 tahun belakangan ini, untuk bibit dan luasan yang sama, Petani tambak paling bisa panen sebanyak 5 kilo saja, dengan jangka waktu panen antara 5 sampai 6 bulan.

Hal tersebut diungkapkan Alimuddin Namba hari ini saat melakukan bincang dan diakusi bersama beberapa aktifis, pemerhati dan tokoh pemuda di alun alun kota Makkatang Dg Sibali, yang bertepatan dengan hari jadi Takalar yang ke 60.

"Bermula dari kegelisahan hati saya terkait kondisi tersebut, lalu saya memulainya sejak 5 tahun yang lalu,  kami lakukan ini murni inisiatif sendiri sebagai tanggung jawab moral, bukan menggunakan anggaran negara, jadi formula yang berhasil kami ciptakan tersebut, namanya formula tekhnologj biotik, yang prinsipnya semua bakteri yang frebiotiknya bisa dimakan oleh manusia, kita gunakan dalam formula tersebut, yang salah satu fungsinya adalah menjaga keseimbangan mikro" Jelas Dg Namba sapaan akrabnya.

Lanjut dijelaskan, "Jadi salah satu metode yang Kita lakuakan adalah sistem pencucian, tanahnya kita cuci menggunakan bakter yang  sudah  kita siapkan tersebut, setelah kita anggap sudah memenuhi standar untuk udang hidup barulah kita isi air setinggi tingginya, kemudian kita tutup dan treatmen". Jelas Dg Namba kembali.

Lebih jauh dijelaskan lagi, "Untuk biayanya sendiri, itu dari 5 sampai 10 juta dengan target produksi 500 kilo, bibitnya sendiri kita gunakan bibit yang biasa saja dari hacry, dan saya berharap pencapaian ini bisa diimplementasikan secara menyeluruh untuk ribuan hektar tambak yang ada di Takalar, kita akan kembalikan kejayaan udang windu di Sulsel, terutama di Kab.Takalar". Tutupnya.