Terbelit Kemiskinan, Seorang Bocah di Desa Cikoang Marbo Terpaksa Konsumsi Makanan Kadaluarsa yang Sudah Dibuang

6697

SULSELBERITA.COM. Takalar - Sungguh menyayat hati mendengar kisah seorang bocah perempuan di Dusun Bila Bilaya Desa Cikoang Kec.Marbo Kab.Takalar yang bernama Dewi (11 thn).

Bagaimana tidak, Dewi yang kini hanya bisa pasrah terbaring lemah di rumahnya sehsbis menjalani operasi dikepalanya, yang diduga akibat sering menkonsumsi makanan kadaluarsa yang sudah dibuang oleh para pedagang pasar Jonggoa di Desa Cikoang.

Bukan itu saja, Dewi yang malang ini juga terpaksa harus pasrah menjalani operasi usus, yang juga diduga akibat makanan kadaluarsa yang sering di konsumsinya.

Anak ke tiga dari empat bersaudara pasangan Bahar (47 thn) dan Esyah (38 thn) ini, diketahui setiap hari pasar Jonggoa, Dewi ke pasar untuk memunguti makanan makanan kadaluarsa yang sudah dibuang oleh pedagang, lalu membawanya pulang untuk dikonsumsi.

Hal tersebut dilakukannya, karena Dewi dan keluarganya terbelit kemiskinan, sehingga dirinya tak sanggup untuk membeli makanan dan cemilan seperti anak anak lainnya.

Ayahnya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan, tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga tidak mampu membetinya uang jajan, sementara dia harus menghidupi istri dan 4 orang anaknya.

"Iya pak, kasian sekali, setiap hari pasar itu anak akan memungut makanan makanan kadaluarsa yang sudah dibuang oleh para pedagang pasar, seperti kerupuk kerupuk, mi instan dan makanan makanan lainnya". Ungkap salah seorang warga yang meminta agar namanya tidak ikut dimediakan. Selasa, (4/2/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh Sinar, "Baru pulang dari Rumah sakit wahidin, dia habis dioperasi kepala sama ususnya, info yang saya dengar katanya itu pengaruh dari makanan makanan kadaluarsa yang sering dia makan". Ungkapnya.

Dari informasi yang diperoleh awak media ini, Dewi sampai sekarang tercatat sebagai salah seorang murid di SD Cikoang.

Mendengar kisah yang dialami bocah 11 tahun ini, tentunya membuat kita harus mengurut dada, dimana negara saat seorang anak harus mengalami nasib tragis karena persoalan kemiskinan, dimana pemerintah setempat??

Semoga kisah bocah Dewi ini, bisa membuka mata dan mengetuk hati semua yang berkompoten, terutama pihak pemerintah, agar kiranya bisa memberikan perhatian serius.