SULSELBERITA.COM. Takalar - Sungguh miris Melihat Kondisi Kehidupan seorang Warga Bontobaddo Kelurahan Malewang Kabupaten Takalar ini, bagaimana tidak, memasuki tahun ke – 75 Indonesia Merdeka tentunya diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan seluruh warga Negara. Seperti yang tertuang dalam sila kelima Pancasila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dimana keadilan di bidang ekonomi harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Namun hal tersebut ternyata belum sepenuhnya dirasakan oleh keluarga Ibu Nurhayati, istri dari Alm. Najamuddin Daeng Ngewa, yang beralamat di Lingkungan Bontobaddo, Kelurahan Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.
Sepeninggal suaminya, Nurhayati tinggal bertiga dengan kedua anaknya. Untuk menghidupi diri dan kedua anaknya Nurhayati berkerja serabutan seperti jadi kuli pembuat batu bata dan kuli tani pada musim tanam.
Mereka menempati rumah yang sangat tidak layak, rumah yang hampir rubuh dan beratapkan seng yang sebagian bocor sehingga pada musim hujan seperti ini setiap sudut ruangan terkena air hujan, sehingga terkadang mengungsi ke rumah tetangga. Yang parahnya lagi lantainya masih menggunakan tanah, dan apabila terjadi hujan deras terkadang air masuk kedalam rumah yang memang tidak jelas mana dapur, kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan.
“Sangat miris memang, melihat kondisi kehidupan salah seorang siswa kami, luas rumahnya mungkin sekitar tiga kali empat meter, berlantai tanah, atap bocor dan hampir rubuh” Ujar Muhammad Irfan, S. Ag. M. Pd. I, Pembina Ekstrakurikuler Rohani Islam SMA Negeri 6 Takalar Muhammad Irfan bersama Tim Jumat Berkah Rohani Islam yang kemarin bertandang dan sekaligus memberikan bantuan hasil dari sumbangan Jum’at Berkah setelah pelaksanaan Literasi Al Qur’an yang dilaksanakan setiap hari Jum’at pagi.
Penuturan dari tetangga Nurhayati, Nurcaya Dg. Caya bahwa pihak pemerintah sering datang memantau mengambil gambar rumah tersebut, yang katanya akan dapat bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten Takalar namun sampai saat ini belum ada realisasi.
“kami sekeluarga sangat bersyukur karena dimasukkan dalam Program Keluarga Harapan (PKH) sehingga saya dan adik saya mendapatkan beasiswa, karena dengan adanya Kartu PKH itu pihak sekolah kami mengusulkan untuk diberikan beasiswa” kata Nur Hijrah, yang sekarang sedang menimba ilmu di SMA Negeri 6 Takalar.
Sahabuddin Rola, Bastari serta Muhammad Irfan yang sempat mengunjungi kediaman salah seorang siswa SMA Negeri 6 Takalar, Rabu, 4 Desember 2019 sangat berharap bantuan yang maksimal dari pihak Pemerintah Kabupaten Takalar sehingga kondisi warga seperti ini dapat segera tertangani.
“Kami dari pihak sekolah segera membentuk Komunitas SMANSIXTa Peduli yang beranggotakan guru dan staf, kemudian disinergikan dengan Komunitas Jum’at Berkah oleh Ekstrakurikuler Rohani Islam guna mencari tahu dan memberikan bantuan kepada warga sekolah khususnya keluarga peserta didik atau siswa yang sangat membutuhkan bantuan” ujar Sahabuddin Rola.