GPII Sultra Ingatkan Tanggung Jawab Idham Aziz dalam Kasus Randi dan Yusuf

329

SULSELBERITA.COM. Kendari - Beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang tergabung dalam Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus Sulawesi Tenggara (PMII, PMKRI ,HMI, GMNI, KMHDI, GPM, GMKI dan GPII) bersama keluarga korban penembakan melakukan bakar lilin dan Doa Bersama dalam rangka mengenang 30 hari meninggalnya Almarhum Randi dan M. Yusuf Kardawi, Acara tersebut berlangsung tepat dilokasi tertembaknya Almarhum Randi Jl. Drs. H. Abdullah Silondae, Kamis malam, (24/10/19).

Dalam kegiatan yang bertajuk DOA KEBANGSAAN Selain bakar lilin dan Do'a bersama, Kelompok Cipayung Plus juga menyampaikan beberapa tuntutan yang disampaikan dalam aksi menyikapi belum ditetapkannya tersangka dalam insiden menewaskan 2 orang mahasiswa dalam aksi demonstrasi 26 September lalu.

Dalam Rilisnya, (25/10). Pejabat Ketua Umum Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Sulawesi Tenggara Muhamad Ikram Pelesa, menyoroti lambannya penuntasan kasus Almarhum Randi dan M. Yusuf Kardawi yang dipimpin oleh Komjend (Pol). Idham Aziz sebagai Kabareksrim Polri. Bahkan ia meminta DPR RI turut mempertimbangkan rekomandasi Jabatan Kapolri kepada Perwira Bintang Tiga tersebut ketika kasus tersebut tidak segera terungkap.

Advertisement

"Cipayung Plus Sultra sangat menyayangkan Kinerja Pak Idham (Kabareskrim) sebagai penanggungjawab Dalam Pengusutan kasus penembakan 2 Orang Mahasiswa dikendari terlalu lamban dalam mengungkap persoalan ditanah kelahirannya sendiri, ini akan menjadi preseden buruk bagi pemerintahan jokowi apabila memberi beban amanah kepada beliau sementara tugasnya belum selesai. Kami harap DPR RI Harus mempertimbangkan ini, Persoalan serius, bukan main-main." Terangnya

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Trisakti ini juga menambahkan bahwa pihaknya tidak akan menerima kedatangan Jokowi yang tengah dikabarkan akan berkunjung ke Sulawesi Tenggara dalam kegiatan Hari Pangan Sedunia apabila kasus penembakan belum juga terungkap siapa pelakunya.

"Mestinya Malu jika presiden hadir ke sultra tanpa mengobati duka keluarga korban penembakan, dalam kasus ini intervensi presiden sangat dibutuhkan untuk mempercepat pengusutan untuk itu Kami akan tolak kedatang beliau jika pelaku belum terungkap, " Tutupnya.