LPI Sulsel Gelar Dialog Publik Kawal Pemerintahan Kabinet Indonesia Maju

238

SULSELBERITA.COM. MAKASSAR- Lingkaran Pemuda Indonesia (LPI) Sulsel melaksanakan dialog publik pascakontestasi Pemilu 2019 yang dimenangkan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Red Corner, Jalan Jusuf Dg Ngawing, Makassar, Kamis (24/10/2019) sore.

Turut hadir pengamat politik Arief Wicaksono asal Universitas Bosowa (Unibos) sebagai narasumber bersama Arkam Azikin asal Universitas Muhammadiyah (Unismuh) dan Ketua HMI cabang Makassar, Yusuf K Mariajeng.

Advertisement

Kegiatan yang dihadiri puluhan pemuda dan mahasiswa tersebut mengambil tema Merajut Persatuan dan Kesatuan Pascakontestasi Pemilu 2019.

Yusuf K berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan oleh pemuda dan mahasiswa sebagai sarana artikulasi, autokritik terhadap pemerintahan.

"Tujuannya demi memberikan kontribusiterhadap kebaikan bangsa kedepan," ucapnya.

Senada yang disampaikan Arkam Azikin, dia menilai dialog ini sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan dan bertahap dalam rangka mengawal kebijakan pemerintah kabinet Indonesia Maju kedepannya.

Sebab kegiatan ini merupakan baguab dari konsolidasi pemikiran gerakan intelektual.

"Ini juga bagian dari intruksi politik kepada kebijakan pemerintah baik eksekutif mau pun legislatif," sebut Arkam Azikin.

"(Makanya) kegiatan ini harus dilakukn secara intensif, tidak setengah-setengah," sambungnya.

Terlepas dari itu, terpilihnya Prabowo Subianto sebagai pembantu presiden dalam hal ini didaulat menjadi Menteri Pertahanan diharap tidak melemahkan fungsi legislatif dalam mengawal kebijakan pemerintahan.

"Bergabungnya Prabowo menurut saya hak presiden dalam memilih menteri. Menurut saya. Menteri ini kan eksekutif, legislatif tetap mengontrol walau pun ada menterinya dipilih presiden," kata Arkam Azikin.

"Kita harap juga PKS tetap pada konsistensi. Karena hampir dipastikan tinggal PKS yang menyatakan tidak bergabung (koalisi)," tuturnya menambahkan.

Saat ini lanjutnya, tinggal bagaimana menteri terpilih menunjukkan kinerjanya kepada rakyat Indonesia.

Arief Wicaksono pun berharap agar kegiatan ini terus dilakukan. Dia menganggap kritik terhadap pemerintah paling ideal dilakukan dari kalangan mahasiswa.

"Bagus sekali (kegiatan/dialog) seandainya bisa dilaksanakan secara teratur dan sistematis. Kritik kepada penguasa memang harus, kita sebagai rakyat mengambil sikap," ujarnya.(**)