Buntut Bentrok Berdarah, Pemerintah Batasi Layanan Medsos, Masyarakat Meradang

897

SULSELBERITA.COM. Jakarta - Aksi Demo  di jakarta yang berakhir dengan terjadinya bentrokan berdarah telah menyebakan jatuhnya 6 orang korban jiwa serta ratusan lainnya terluka, langsung menjadi viral dimedia sosial, terutama Facebook dan Whatshapp. Rabu, (22/5/2019).

Vidio dan photo kejadian bentrokan berdarah tersebut langsung membanjiri media sosial, hal tersebut memicu emosi nitizen, tudingan miring dan sumpah serapahpun, langsung tumpah ruah memenuhi media sosial Facebook.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Indonesia langsung mengambil langkah extrim, dengan memutuskan untuk membatasi akses media sosial, Pembatasan akses media sosial itu bertujuan meredam situasi dan mencegah viralnya hoaks dan informasi yang mengompori publik.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, fitur yang dibatasi dari media sosial yakni video dan foto serta meme. Pembatasan ini berlaku di daerah tertentu dan sementara saja.

"SMS dan voice tidak berpengaruh. Berbeda dengan teks, postingan video dan foto secara psikologis langsung kena ke emosi. Namun postingan di media sosial belum akan viral jika tak disebarkan di WhatsApp. Viralnya bukan di media sosial, tapi di messaging system,” jelas Rudiantara, usai konferensi pers di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019.

Atas langkah yang ditempuh oleh pemerintah tersebut, tentunya membuat masyarakat pengguna medsos langsung meradang, masyarakat menuding pemerintah telah berlaku sewenang wenang.

"Awalnya saya pikir jaringan ku yang lalod, tapi ternyata pe.perintah yang membuatnya seperti ini, saya rasa apa yang dilakukan pemerintah ini sangat sewenang wenang dan sepihak". Ujar seorang warga pengguna medsos yang meminta agar namanya tidak ikut dimediakan. Rabu siang, (22/5/2019).