Sambut Penerapan WBK dan WBBM, Lapas Maros Berbenah Diri

313

SULSELBERITA.COM. Maros -Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi.

Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik.

Advertisement

Dalam rangka mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Maros kini tengah berbenah diri melengkapi fasilitas menuju WBK dan WBBM.

Pembenahan tersebut antara lain Peningkatan Layanan Kunjungan berbasis HAM seperti sarana ibadah bagi pengunjung, jalur khusus buat penyandang disabilitas, ruang kunjungan ramah anak, block hunian ramah anak, _self service_ pelayanan Hak-hak Warga Binaan, dan lain-lain.

Kepala Lapas Klas II A Maros Indra Setiabudi Mokoagow mengemukakan bahwa pembenahan ini adalah suatu keharusan dan tuntutan kebutuhan, "ada WBK dan WBBM atau tidak, kami wajib berbenah" ungkapnya.

"Bagi kami, penyediaan WBK dan WBBM hanyalah vitamin atau suplemen saja, yang terpenting bagaimana melayani pengunjung dan Warga Binaan sebaik-baiknya, ujarnya penuh semangat.
Kami pun siap dikoreksi, dikritik dan diberi masukan demi mendekati kesempurnaan pelayanan", Ungkapnya lagi.

Mursalim, salah seorang pengunjung menyampaikan rasa kagumnya atas perkembangan pelayanan kunjungan di di Lapas Klas II A Maros, karena dalam waktu relatif singkat semua berubah.

"Sekitar empat bulan lalu, suasananya masih relatif kumuh, kita pengunjung cenderung bertumpuk menanti giliran masuk berkunjung, sekarang kita dikasi nomor, dikasi duduk, baru pelayanannya cukup ramah". Ungkapnya dalam logat Makassar kental.

Hal itu dibenarkan lain Nurhuda dari Kabupaten Sidrap, "makin baguski pelayanan na, tidak kayak Lapas lain" ungkapnya sambil tersipu.

Sementara itu, S. Alam Dettiro inisiator dan penggiat Pustaka Jeruji Indonesia mengaku semakin bangga karena gerakan literasi yang digawanginya seakaan gayung bersambut. "aktivitas Literasi makin terbuka dan terhubung dengan pihak luar Lapas". Kami makin semangat mengembangkan program literasi, tuturnya.

Dari pantauan media, Block hunian untuk Anak Wisma Nur sudah dicat warna warni dengan mural yang penuh keceriaan bekerjasama dengan Tim dari Rumah Seni "Kasumba" dan sejumlah mahasiswa dari Seni Rupa Unismuh Makassar.