SULSELBERITA.COM. Maros - Dalam rangka menyambut Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan yang akan diterapkan secara bertahap di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) se Indonesia, Lapas Kelas II A Maros yang ditunjuk sebagai percontohan Lapas "Medium Security" tengah sibuk mempersiapkan diri dengan menyiapkan berbagai program dengan Pendekatan Literasi, selama ini sudah berjalan. Berbagai terapan atau aplikasi Literasi telah disiapkan, misalnya Literasi Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Demikian pula utk aktivitas literasi keagamaan, literasi budaya, kependidikan, kepanduan, kepalangmerahan, pertukangan, pengelasan, dan lain-lain termasuk keolahragaan.
Pada Kamis (22/11/18) Lapas Kelas II A Maros menggandeng Yayasan Kerja Bersama untuk Semesta (Yakabus) menyelenggarakan Pelatihan Aplikasi Literasi Pertanian diikuti 52 peserta dari WBP yang mempunyai minat di bidang pertanian. Dengn nara sumber S. Alam Dettiro dari Yakabus dan A. Pangerang AB penggiat pertanian yang keduanya juga merupakan Warga Binaan.
Indra Setiabudi Mokoagow dalam sambutannya yang disampaikan oleh Abdullah selaku Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) mengemukakan bahwa dengan ditunjuknya Lapas Maros sebagai Lapas _Medium Security_ petugas Pemasyarakatan harus mampu beradaptasi dan membangun keterpaduan dalam hal merumuskan program strategis dan pembinan yang terintegrasi bagi WBP,.
"Kita jangan pakai lagi _mainset_ lama", Kita pun harus proaktif dalam membangun komunikasi dan mengenali profile WBP, sehingga kita lebih tepat sasaran dalam merealisasikan program. Saya berharap pelatihan ini berlangsung secara berkelanjutan, tidak sebatas pelatihan tapi sampai menghasilkan, baik buat Lapas untuk keperluan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) juga memberi upah kepada WBP yang terlibat" tutur Indra.
Pada pelatihan ini, dikenalkan tentang cara membuat banyak media tanam dalam waktu singkat dengan cara sederhana. Yaitu dengan memasukkan tanah yang sudah dicampur pupuk kandang ke dalam wadah plastik ukuran 6 cm x 100 cm dengan cara dipadatkan hingga keras seperti laiknya sosis. Setelah itu diletakkan dalam petak kayu yang sudah disetting dengan lebar 5 cm, sehingga setelah dipotong dengan menggunakan gergaji menghasilkan media tanam berukuran tinggi 5 cm dalam jumlah yang banyak.Ini adalah langkah cepat dan tepat dalam menyediakan media tanam". Jelas Alam.
Pada acara yang dihadiri Kepala KPLP, Kasi Binadik, Kasi Giatja dan Kasimin Kamtib tersebut berlangsung seru dan menarik antusiasme WBP meski hujan mengguyur di _Brandgang_ karena merupakan hal baru untuk pebelajaran pertanian. "Mari kita bertani dalam keadaan, waktu dan ruang apapun, karena selain menghasilkan secara ekonomi juga bernilai ibadah di Sisi Allah SWT" tutur Pangerang mengakhiri sesi pelatihan.