SULSELBERITA.COM. Makassar - Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati tiap tanggal 1 Oktober, kali ini berlangsung di tengah duka mendalam pasca terjadinya gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 lalu.
"Tapi semangat perjuangan dari peringatan Hari Kebangkitan Pancasila yang kali ini diperingati di tengah duka saudara kita di Palu dan Donggala tidak boleh pudar. Menjaga keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila sebagai ruh bangsa Indonesia," ungkap aktivis pemuda Djaya Jumain, Senin (1/10/2018).
Menurut Djaya Jumain, Hari Kesaktian Pancasila bukan sekedar mengenang peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berhasil digagalkan, tapi lebih daripada itu untuk meningkatkan rasa kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya kembali upaya untuk mengganti ideologi Pancasila.
"Hari Kebangkitan Pancasila juga harus menjadi dasar di mana semangat saling membantu tumbuh. Karena lima dasar Pancasila sangat jelas menggatur perikehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi di tengah kondisi duka bangsa karena bencana di Palu dan Donggala," terang politisi muda Partai Gerindra ini.
Pada kesempatan yang sama, Djaya Jumain menyampaikan rasa duka mendalam terhadap bencana alam gempa dan tsunami di Palu dan Donggala yang menelan korban jiwa hingga 832 orang berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dia berharap pemerintah bisa bergerak cepat untuk memulihkan kondisi warga korban bencana, dengan menyalurkan bantuan makanan dan minuman. Memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM), hingga layanan kesehatan dapat segera pulih.
"Mari kita doakan agar kondisi keamanan di lokasi bencana juga bisa ditangani dengan baik," kata Djaya Jumain yang saat ini tercatat sebagai calon anggota legislatif untuk DPRD Gowa dari daerah pemilihan Kecamatan Barombong dan Pallangga.