Ratusan Warga Kale Ko’mara Serbu Kantor BPN Takalar, Pembangunan Bendungan Pammukkulu Terancam Gagal

1154

SULSELBERITA.COM. Takalar - Ratusan  warga yang berasal dari Dusun Pamukkulu, Desa Kalekomara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, hari ini (Senin, 9/7/2018), kembali melakukan aksi unjuk rasa, dan menyerbu  kantor BPN Takalar.

Ratusan warga tersebut kecewa, lantaran harga pembebasan lahan mereka yang masuk dalam area pembangunan bendungan Pammukulu, belum juga menemui titik terang, karena harga ganti rugi yang ditawarkan oleh pihak apraisal, dinilai sangat tidak manusiawi dan tidak masuk akal, bagaimana tidak, lahan milik warga hanya di hargai sebesar Rp.3.000 sampai Rp. 4.000 permeternya, yang otomatis di tolak mentah mentah okeh warga.

Advertisement

Dalam aksinya kali ini, nampak terlihat salah seorang Legislator dari partai persatuan pembangunan (PPP) Makmur Mustakim mendampingi ratusan warga tersebut, namun karena Kepala BPN dan Tim Apraisal tidak menemui para pengunjuk rasa, akhirnya mereka menyegel kantor BPN Takalar.

Dalam tuntutannya, pengunjuk rasa menuntut pihak BPN Takalar membatalkan hasil musyawarah ganti rugi lahan pada 31 Mei 2018 yang lalu dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar dinilai tidak adil menangani tuntutan masyarakat.

Menyikapi hal ini, Bupati Takalar Syamsari Kitta mendukung penuh warga Dusun Pamukkulu, Desa Kalekomara untuk menuntut hak ganti rugi lahan yang sesuai dengan tuntutan warga.

Syamsari menuturkan, telah meminta Balai Pompengan Jeneberang untuk melakukan penilaian ulang harga lahan di Desa Kalekomara.

“Baru-baru ini kita meminta Kepala Balai Besar Sungai Pompengan Jeneberang untuk meminta tim Apraisa melakukan penaksiran ulang harga tanah di Desa Kalekomara. Dan alhamdululillah pihak Balai menyetujuinya untuk melakukan penafsiran harga ulang,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang pengunjuk rasa yang meminta agar namanya tidak ikut di media kan, menegaskan jika mereka tidak akan pernah mundur sejengkalpun, sampai tuntutan mereka di penuhi, meskipun darah taruhannya.

Dengan semakin gencarnya gerakan penolakan yang dilakukan oleh warga, maka pembangunan bendungan Pammukkulu akan terhambat dan bisa jadi akan gagal dilaksanakan.