OPINI: Tak Restui Keluarga, Bukti Prof Andalan Tak Ingin Membangun Dinasti

887

SULSELBERITA.COM. - Masyarakat Sulawesi Selatan tentu sudah tak asing mendengar nama Prof Nurdin Abdullah, beliau adalah seorang akademisi di salah satu universitas ternama di Indonesia. Pernah menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Kehutanan di Universitas Hasanuddin, sebelum terjun ke dunia politik.

Bantaeng dulunya termasuk 199 daerah tertinggal di Indonesia, dan terkenal dengan daerah yang sering dilanda banjir, namun berkat kemampuan dan kerja keras Bupati pertama di Indonesia yang bergelar Profesor itu, mampu merubah Bantaeng menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.

Pertumbuhan ekonomi yang tadinya cuma 4.7 % dengan APBD 821 M, dapat ditingkatkan menjadi 9.2 % melalui terobosan dan gagasan yang dimiliki, juga tak lepas dari luasnya jaringan baik nasional maupun internasional alumni Master of Agriculture Kyushu University, Jepang tersebut.

Tak banyak yang mengetahui jika Prof Nurdin Abdullah tak pernah bermimpi untuk menjadi seorang Bupati, bahkan keinginan dan desakan sebagian besar masyarakat Bantaeng waktu itu sempat ditolak, sebab takut tak mampu berbuat banyak untuk perubahan kabupaten yang dikenal dengan pelayanan kesehatan terbaik, dimana angka kematian pada ibu melahirkan sudah mencapai 0 %.

Tapi karena kegigihan masyarakat yang terus mendesak, penerima penghargaan “Bung Hatta Anti Corruption Award” tahun 2017 dan “Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama” oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada tahun 2016, amanah itu diterima dan dilantik sebagai Bupati Bantaeng, 6 Agustus 2008.

Kesuksesan membangun daerah yang menerima 7 Piala Adipura menjadi tanda bahwa sosok Nurdin Abdullah masih dibutuhkan untuk memimpin, dan terbukti 83 % masyarakat Bantaeng masih memilihnya di periode kedua.

Berangkat dari modal kesuksesan membangun Kabupaten Bantaeng, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama meminta kepada mantan Presiden Direktur PT. Maruki Internasional Indonesia itu untuk mengikutsertakan keluarga dalam Pilkada Bantaeng 2018, tapi Prof Nurdin Abdullah menolak permintaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

Menurut penerima Leadership Award 2017 oleh Menteri Dalam Negeri, masih banyak masyarakat Bantaeng yang memiliki kapasitas untuk menggantikan dirinya menjadi Bupati lima tahun ke depan.

Jabatan Bupati itu tidak boleh diwariskan kepada keluarga inti. Masih banyak yang mampu selain keluarga saya. Sebagai pemimpin, saya harus netral dan biarkan rakyat yang memilih pemimpin mereka ke depan. Rakyat tahu yang terbaik untuk mereka. Itulah yang menjadi dasar pertimbangan Prof Nurdin Abdullah kepada Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama yang menghadap kepada beliau sekaligus bentuk sikap tak merestui keluarga membangun dinasti.

Penulis : AHMAD NUR
(Ketua Pergerakan Pemuda Sulawesi Selatan Untuk Nurdin Abdullah / PANDAWA)