Terkait CSR Sapi, Inilah Kesimpulan Dari Hasil RDP Komisi II Dengan FIK KSM

1889

SULSELBERITA.COM Takalar - Polemik bantuan CSR dari Bank Sulsel berupa 40 ekor sapi, yang disalurkan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat FIK KSM, yang akhir akhir terus berpolemik, akhirnya berlabuh di ruang Komisi 2 DPRD Kab.Takalar. (Rabu, 17/4/2018).

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut, menghadirkan langsung Ketua LSM FIK KSM Nurlinda Taco, untuk didengarkan penjelasannya langsung terkait polemik CSR dari Bank Sulsel tersebut..

Advertisement

Dalam RDP tersebut, Ada dua pertanyaan inti yang diajukan oleh pihak komisi 2, yakni: Apakah Mekanisme Penyaluran CSR oleh Bank Sulsel sudah sesuai prosedur?yang dijawab oleh pinca Bank Sulsel yang juga ikut dihadirkan, bahwa tahapannya sudah sesuai prosedur.

Selanjutnya pertanyaan yang kedua yakni terkait Proses Penyaluran dari FIK KSM ke Kelompok, yang dijawab oleh Nurlinda Taco sebagai Ketua LSM FIK KSM, 'Saya ceritakan kronologisnya sampai sapi diserahkan ke kelompok secara resmi tanggal 15 Februari, bahwa Sapi ada yang mati di kelompok Assamaturu di Galut, karena Luka luka akibat gesekan saat dibawa dari Barru, lalu hujan terus sehingga pada hari ke 4 Sapi Mati, tapi sudah digantikan oleh FIK KSM karena saat itu belum ada penyerahan secara resmi, jadi masih tanggung jawab Lembaga kami". Jelas Nurlinda Taco.

Dari hasil RDP dengan Komisi 2 tersebut, ada 4 kesimpulan yang bisa di tarik, menurut Kuasa Hukum FIK KSM yang turut mendampingi, yakni sebagai berikut:
1. Menyatakan bahwa proses pengadaan sapi melalui dana CSR Bank Sulselbar cabang Takalar sesuai prosedur.
2. Menyatakan bahwa permohonan Lembaga KSM FIK ke Bank Sulselbar sudah benar dan berdasarkan rekomendasi dari Pemda
3. Menyatakan bahwa Lembaga KSM FIK telah melakukan proses pengadaan sapi dengan benar dan telah dibuktikan berdasarkan dokumen dokumen yang diperlukan.
4. Menyatakan bahwa 7 ekor sapi yang mati setelah penyerahan ke kelompok penerima, agar dibuatkan Berita Acara Kematian dan menyampaikan kepada Dinas Pertanian bidang peternakan terkait 7 sapi yang mati tersebut, sebagai bentuk pertanggung jawaban.