SULSELBERITA.COM. Takalar - Kelangkaan BBM jenis premium di Kab.Takalar sangat terasa dalam seminggu belakangan ini, pasalnya beberapa SPBU yang beroperasi Di takalar, sudah jarang menjual bensin, kalaupun ada, sebelum sore hari sudah habis.
Kondisi ini tentunya sangat meresahkan warga, karena perbedaan harga antara BBM Non subsidi (Pertalite dan Pertamax) dengan BBM bersubsidi Premium/Bensin cukup mencolok, hal tersebut dikarenakan oleh kebijakan pemerintah pusat yang kembali menaikkan Harga BBM non subsidi secara diam diam baru baru ini.
Awak media ini yang melakukan investigasi dan mengkonfirmasi beberapa SPBU yang beroperasi di Takalar, menemukan fakta dan pengakuan yang cukup mengejutkan dari karyawan dan manager SPBU tersebut, mereka menuding hal ini bisa terjadi karena pihak Pertamina sengaja mengurangi jatah mereka.
Wati yang merupakan manager SPBU Panaikang, mengungkapkan jika pihaknya mendapat jatah Premium dari Pertamina kurang dari biasanya, "biasanya kami meminta lebih banyak, tapi pertamina hanya memberi kami kurang dari hari hari sebelumnya". Ungkap wati melalui sambungan telepon (Selasa, 10/4/2018).
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang karyawan Wati, saat di temui di SPBU Panaikang. "Bensin cepat habis pak, karena pertamina hanya memberi kami jatah 8 ton perhari, sangat jauh kurang dari permintaan dan kebutuhan kami perharinya". Ungkap karyawan tersebut, yang meminta identitasnya di rahasiakan. (Senin, 9/4/2018).
Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang karyawan SPBU Kalabbirang, saat di konfirmasi terkait kelangkaan Premium di SPBU tempatnya bekerja tersebut, " Bensin dari tadi sudah habis pak, tiap hari banyak pembeli, sementara jatah premium dari Pertamina ke kami itu sangat kurang pak, permintaan kami tidak di penuhi, makanya bensin cepat habis karena stock kurang" ungkap karyawan perempuan tersebut. (Selasa, 10/4/2018).
Di lain pihak, salah seorang warga yang mengaku bernama Dg Gading, yang di temui saat gagal membeli bensin untuk motornya karena sudah habis, mengungkapkan kekecewaannya, "Masa tiap saya ke sini mau beli bensin, selalu di bilang habismi, kenapa bisa begini?, kami ini masyarakat kecil, perbedaan harga 1.500 itu bagi kami cukup besar kasihan, kenapakah ini pemerintah bikin susah rakyatnya". Ujarnya kecewa. (Selasa malam, 10/4/2018).