SULSELBERITA.COM. Takalar - Proyek pengaman abrasi pantai (Break Water) di Galesong, di duga tidak sesuai bestek dan sarat korupsi, pasalnya dari awal pengerjaan proyek tersebut tidak menggunakan konsultan pengawas, dan tanpa di dampingi tim tekhnis, akibatnya, pihak rekanan sesuka hatinya saja mengerjakan proyek tersebut, tanpa memperhatikan kualitas, demi mendapat keuntungan yang sebanyak banyaknya.
Seperti dalam pengerjaan pengecoran yang seharusnya ketebalannya 20 cm.(sesuai RAB dan gambar), tapi Faktanya, rekanan hanya melakukan pengecoran dengan ketebalan antara 8 sampai 10 Cm saja.
Bukan hanya itu saja, dalam pembesian, pihak rekanan memasang besi dengan jarak sekitar 25 - 30 cm, yang seharusnya jaraknya adalah 15 cm saja, bahkan timbunan yang dipakai adalah pasir laut yang ada di lokasi, yang tentunya berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkunga.
Menyikapi hal tersebut, ketua OKP KAMRI (Komite Aktifis Mahasiswa Rakyat Indonesia) Ridwan Tate, mengecam dan segera mengagendakan aksi unjuk rasa ke kantor Kejaksaan Negeri Takalar dan Polres Takalar "Sorotan dan kecaman yang terus menerus dialamatkan pada pihak rekanan, ternyata tak membuat rekanan memperbaiki pekerjaannya, makanya kami dari KAMRI segera mengagendakan aksi unjuk rasa di kantor Kejari dan Polres Takalar, untuk mendesak kedua institusi ini turun kelapangan melakukan penyelidikan". Ungkap Ridwan Tate (Selasa, 28,11/2017).
Hal senada juga diungkapkan oleh Iwank Surya ketua LSM Aliansi Rakyat Anti Korupsi (LSM ARAK) "Insyaallah dalam waktu dekat ini, kami akan lakukan aksi unjuk rasa bersama beberapa OKP dan LSM pemerhati masalah korupsi di Takalar, tujuan kami agar pihak penegak hukum dan dinas yang terkait, agar segera menyikapi dugaan korupsi pada proyek break water yang ada di Galesong tersebut". Ujarnya.
Ibrahim Bakri yang juga ketua LSM PASIR PUTIH, juga ikut menyorot dan menyatakan siap bergabung untuk melakukan aksi unjuk rasa terkait kasus ini, "Kami dari LSM PASIR PUTIH juga siap untuk bergabung bersama teman teman LSM dan OKP yang akan turun melakukan aksi unjuk rasa, untuk menyuarakan kritikan dan sorotan terkait proyek penanggulangan abrasi Pantai (Break Water) di Galesong, yang di duga sarat dengan korupsi". Kunci Baim panggilan akrabnya.